Ajaran Tersirat Dari Sebilah Keris
Keris Sengkelat |
Hartalangit.com - Sebagai orang Jawa, tentunya kita perlu memahami makna/filosofi dan ajaran-ajaran yang terkandung secara simbolis dari sebuah pusaka/Keris yang merupakan warisan budaya adiluhung dari para leluhur tanah Jawa serta melestarikannya agar generasi berikutnya bisa mengenal budayanya dan tidak salah kaprah dalam memahami budayanya sendiri.
Seringkali kita temui orang Jawa yang mengingkari kejawa'annya (wong jowo ilang jowone). Terutama aliran Islam garis keras yang mengatakan bid'ah khurofat untuk orang yang menyimpan pusaka/Keris.
Mereka lupa siapa yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, atau mungkin mereka tidak pernah belajar sejarah awal masuknya agama Islam ke tanah Jawa melalui pendekatan budaya yang dilakukan oleh para ulama Wali Songo yang juga menggunakan Keris sebagai sarana dakwah untuk menyebarkan ajaran agama Islam pada waktu itu.
Baca juga: Sejarah diciptakannya Keris Sengkelat
Jika kita mau mempelajari seluk beluk Keris dari mulai nama dhapur, peksi, gandhik, ricikan, sampai bilah Keris serta semua bagian-bagian Keris, semuanya memiliki makna yang tersirat secara khusus yang erat kaitannya dengan nilai-nilai agama dan hubungan antara Manusia dengan Sang Pencipta.
Bukan hubungan Manusia dengan jin/khodam yang selama ini dipercaya oleh orang-orang yang tidak memahami tentang makna dan pesan dari Keris.
Jika diteliti lebih jauh, sebetulnya tidak ada yang menyimpang dari semua ritual perawatan dan penyimpanan Keris jika dibahas secara ilmiah. Keris adalah teknologi maju masa lalu yang memiliki aturan tertentu dalam perawatannya agar bisa awet dan tahan lama.
Sama dengan barang-barang dari teknologi modern sekarang ini yang juga ada aturan pakai dan juga perawatannya agar lebih awet dan bisa digunakan lebih lama, misalnya saja sepeda motor yang perlu di isi bensin, ganti oli setiap bulan, service berkala, dan lainnya agar motor tersebut bisa digunakan dengan baik dan tahan lama.
Perawatan pusaka dengan mencucinya menggunakan jeruk nipis, air kelapa, minyak khusus pusaka, serta bahan-bahan lainnya yang disebut jamasan pusaka adalah aturan teknologi dari masa lalu yang bagi sebagian masyarakat modern di anggap sebagai klenik dan bertentangan dengan ajaran agama.
Padahal jika diteliti secara ilmiah, semua tahapan ritual jamasan Keris tersebut adalah proses untuk merawat sebilah Keris yang bahannya merupakan campuran beberapa unsur logam seperti besi, baja, dan pamor yang di olah menjadi sebilah Keris yang syarat dengan teknologi dan nilai seni yang tinggi. Dan jika tidak dirawat dengan baik, maka Keris yang berbahan logam tersebut tentunya akan cepat hancur dimakan usia.
Contoh filosofi Keris yang erat kaitannya dengan nilai-nilai luhur kehidupan:
• Keris lurus
Keris lurus memiliki makna agar Manusia memiliki pendirian yang teguh dan tauhid (meng-Esa-kan Tuhan) serta jujur dalam bertindak yang disimbolkan dengan bilah Keris yang berbentuk lurus.
• Keris luk
Keris yang bilahnya berkelok/luk, memiliki makna agar dalam kehidupan ini kita selalu melihat kanan dan kiri, untung dan rugi, serta semua hal yang berbeda untuk melangkah agar tidak melakukan kesalahan dalam mencapai tujuan hidup.
Leluhur kita di masa lalu begitu hati-hati dan teliti dalam mengkaji serta menyimpan sebuah ajaran kehidupan untuk generasi selanjutnya. Keris tidak hanya digunakan sebagai senjata saja, tapi juga digunakan sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan.
Selain kedua filosofi tersebut, masih banyak lagi makna yang disimbolkan dalam sebilah Keris yang mengajarkan nilai-nilai luhur kehidupan dan sama sekali tidak ada sedikitpun makna yang mengajarkan kesesatan jika kita memahaminya. Tapi jika kita salah dalam memahami dan memperlakukan Keris memang sangat rawan terjerumus dalam kesyirikan, seperti nama Keris itu sendiri yang jika dibalik akan menjadi "Sirek" (syirik).
Baca juga: Keris sejatinya adalah media doa dan harapan dari pemiliknya
Nama Keris sendiri berasal dari kata "kekeran" dan "aris". Kekeran memiliki makna pengendalian, sedangkan Aris memiliki makna bijaksana. Dua kata tersebut disingkat menjadi Keris yang memiliki makna dari gabungan kedua kata tersebut yaitu pengendalian diri serta bijaksana dalam tindakan maupun ucapan.
Maka dari itu, jangan pernah meremehkan budaya kita sendiri dan justru lebih mengagungkan budaya orang lain. Jangan menyudutkan orang yang masih mau melestarikan budaya adiluhung tanah Jawa karena jika tidak ada yang melestarikan, kita akan kehilangan jati diri kita sebagai bangsa yang memiliki budaya dan peradaban tinggi di masa lalu.
Cobalah untuk mempelajari sejarah masuknya agama Islam ke tanah Jawa yang diperjuangkan oleh para Ulama besar Wali Songo. Para Mubaligh pada era Majapahit datang ke tanah Jawa untuk mengenalkan ajaran agama Islam dengan tidak merusak kultur budaya tanah Jawa.
Mereka berdakwah dengan cara damai dengan melakukan pendekatan tradisi dan budaya sehingga agama Islam dapat diterima dengan baik dan kini menjadi agama mayoritas di Nusantara. Semua itu adalah jasa dari para Ulama besar pada masa lalu yang juga menggunakan Keris dan Wayang sebagai media dakwahnya.
Bahkan dalam sejarah yang tertulis, banyak Keris pusaka yang dibuat atas dawuh/perintah dari para Ulama besar saat itu, diantaranya:
• Salah satu pusaka Kerajaan Majapahit, yaitu Keris Pusaka Kanjeng Kyai Sengkelat luk 13 dibuat atas dawuh Kanjeng Sunan Ampel.
• Keris Kanjeng Kyai Kalamunyeng adalah pusaka milik Kanjeng Sunan Giri.
• Keris Sempono Bungkem milik Kanjeng Sunan Bonang.
• Keris Kyai Carubuk yang merupakan pusaka milik Kanjeng Sunan Kalijaga, serta pusaka-pusaka lain yang dibuat atas titah para Ulama besar pada zaman itu yang tentunya dibuat dengan makna-makna agamis dan semata-mata hanya untuk tujuan dakwah.
Ingat, bahwa beliau-beliau adalah para Ulama besar, mereka adalah para aulia ALLAH dan para dzuriyah Kanjeng Nabi Muhammad yang tentunya tingkat ke'imanan dan ketakwa'annya pada Sang Pencipta jauh lebih besar dari Manusia biasa seperti kita.
Introspeksi diri, kita ini siapa sampai berani meremehkan ajaran dari guru-guru besar tanah Jawa. Karena jasa merekalah kita bisa mengenal agama Islam.
Syirik itu sejatinya tidak ada, karena tidak ada mahluk yang dapat menandingi penciptanya. Semua adalah kehendak dan kuasa ALLAH, sedangkan kita dan semua mahluk didunia ini tidak memiliki kuasa apapun bahkan untuk dirinya sendiri.
Baca juga: Pengertian tuah Keris pusaka
Demikian sedikit informasi tentang ajaran tersirat dari Keris pusaka yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit yang lain.
Tonton juga videonya:
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Ajaran Tersirat Dari Sebilah Keris"