Makna Spiritual Keris Lurus dan Keris Luk
Keris Jalak Ngore & Keris Sengkelat |
Hartalangit.com - Keris merupakan senjata tradisional yang memiliki latar belakang sejarah panjang bagi masyarakat Jawa, bahkan banyak cerita-cerita legenda tentang Keris yang erat kaitannya dengan sejarah Kerajaan-Kerajaan di Nusantara.
Pada masa lalu Keris dibuat dengan penuh filsafat, harapan, keinginan dan doa-doa yang di simbolkan dengan bentuk dan nama dhapur, pamor serta ricikan-ricikannya.
Keris Jawa mengandung banyak nilai-nilai falsafah dan ajaran moral. Nilai-nilai yang terkandung pada Keris Jawa meliputi ajaran spiritual, ajaran untuk selalu bersikap rendah hati, ajaran untuk selaras dengan alam dan menghargai sesama.
Selain berfungsi sebagai senjata fisik, Keris juga merupakan pusaka yang memiliki filosofi mendalam tentang kehidupan dan sarat dengan muatan spiritual.
Jika dilihat dari bentuk bilahnya, ada dua jenis bentuk bilah Keris, yaitu Keris lurus dan keris luk (lekuk) yang masing-masing memiliki fungsi dan filosofi yang berbeda.
Sebagai senjata, Keris lurus hanya berfungsi sebagai senjata tusuk, sedangkan Keris luk memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai senjata tusuk dan sebagai penangkis senjata lawan karena bentuknya yang berkelok-kelok. Selain itu, tusukan dari Keris luk akan mengakibatkan luka sobekan yang lebih lebar dan lebih parah.
Selain berfungsi untuk menangkis senjata lawan dan menghasilkan luka sobekan yang parah, sebetulnya ada makna tersirat dibalik pembuatan Keris luk. Bentuk luk pada Keris memang sengaja dibuat dengan tujuan lain yang tersembunyi, bukan hanya bertujuan untuk memperindah bentuknya saja.
Semua jenis Keris pada dasarnya merupakan senjata yang bersifat pusaka (bersifat pribadi secara psikologis bagi pemiliknya) dan berfungsi sebagai senjata pamungkas dalam penggunaannya.
Baca juga: 9 Keris paling sakti dan paling dicari di Tanah Jawa
Berikut ini penjelasan tentang Filosofi Keris lurus dan Keris luk, dari Keris luk 1 sampai luk 13:
• Filosofi dan tuah Keris lurus
Keris lurus memiliki bentuk yang sederhana pada awal pembuatannya, tapi seiring perkembangan jaman bentuknya mulai dihiasi dengan bermacam-macam motif pamor dan ditambah dengan berbagai macam ricikan.
Keris lurus mengandung makna spiritual dalam pembuatannya sebagai sarana pemujaan kepada Sang Pencipta agar pemilik Keris selalu ingat kepada Yang Kuasa dan tekun beribadah serta senantiasa berada dijalan yang lurus.
Dalam ritual-ritual pemujaan, selain si pemilik Keris memanjatkan doa, biasanya Keris juga diberi sesaji sebagai simbol harapan supaya doa-doa dan permohonannya cepat sampai kepada Sang Pencipta.
Bagi pemiliknya, selain berfungsi sebagai senjata, Keris lurus juga menjadi sarana untuk membantu dalam sifat kerohanian.
Tapi jika dipelajari lebih mendalam, sebetulnya pemberian sesaji pada Keris bukan bertujuan untuk memberi makanan atau persembahan kepada khodam Keris, tapi merupakan simbol-simbol tersirat yang memiliki makna sangat dalam tentang ajaran dan tuntunan hidup.
Tapi dalam perkembangannya ajaran melalui simbol-simbol tersebut menjadi menyimpang karena kurangnya pemahaman dari para pewaris tradisi adiluhung tersebut yang menganggap bahwa sesaji merupakan persembahan kepada sebuah pusaka yang tentu saja hal itu tidak dibenarkan dalam ajaran agama dan memang melenceng dari maksud dan tujuan sebenarnya yang di ajarkan oleh para leluhur terdahulu.
Bahkan dalam ritual tertentu, ada jenis Keris lurus (Keris sajen) yang dijadikan persembahan atau dijadikan sarana pembersihan diri dari energi negatif, untuk ruwatan sengkolo, untuk ritual bersih desa, dan ritual-ritual lainnya dan biasanya Keris tersebut akan dilarung atau dikubur.
Baca juga: Sejarah dan tujuan dibuatnya Keris Sajen
Dalam perawatannya, Keris lurus biasanya lebih banyak menuntut untuk diberi sesaji dibandingkan Keris luk. Karena secara umum walaupun bentuknya sederhana namun Keris lurus dipercaya memiliki daya magis dan perbawa yang lebih kuat dan lebih wingit dibanding Keris luk.
Selain itu, karena energi ghaibnya lebih kuat dari Keris luk, maka banyak Keris lurus tangguh kuno atau kabudhan yang digunakan sebagai Keris tindih untuk meredam Keris-Keris lain yang beraura panas / ganas.
Tapi sebetulnya Keris tindih memiliki filosofi bahwa anak muda harus menghormati atau memiliki rasa sungkan kepada orang yang lebih tua /,sepuh, itu sebabnya kenapa yang digunakan sebagai Keris tindih kebanyakan adalah Keris-Keris dhapur kabudhan, seperti Keris Bethok Budho dan Keris Jalak Budho.
• Filosofi dan tuah Keris luk 1
Keris luk 1 memiliki makna sebagai sarana untuk mengingatkan pemiliknya agar mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa supaya keinginan-keinginannya dapat tercapai, misalnya keinginan dalam hal kepangkatan dan derajat.
Dibandingkan Keris lurus, Keris luk 1 lebih menggambarkan hasrat Manusia untuk mencapai tujuan duniawi. Biasanya Keris luk 1 memiliki aura yang agak panas dan energi yang lebih tajam / keras dan kebanyakan dibuat untuk tujuan kesaktian, kekuasaan, dan kewibawaan.
Keris luk 1 melambangkan tekad yang kuat untuk meraih sesuatu yang di inginkan atau yang dicita-citakan. Keris ini lebih cocok dimiliki oleh anak muda yang masih aktif sebagai sarana untuk membangkitkan semangat dan daya juang dalam mengejar cita-cita.
• Filosofi dan tuah Keris luk 3
Makna spiritual dalam pembuatan Keris luk 1 dan luk 3 sebetulnya hampir sama, yaitu sebagai lambang kedekatan Manusia dengan Sang Pencipta dan juga sebagai sarana untuk membantu mempermudah tercapainya keinginan-keinginan / cita-cita pemilik Keris.
Keris luk 3 atau Keris Jangkung berasal dari kata njangkungi yang memiliki makna perlindungan dan pengayoman. Bisa juga di artikan Jinampang Jinangkungan, yang bermakna "dimudahkan dan tercapai".
Dengan demikian, Keris luk tiga melambangkan harapan agar pemiliknya selalu dimudahkan dalam segala urusan, tercapai apa yang dicita-citakannya dan selalu mendapat perlindungan dari TUHAN Yang Maha Kausa.
Jadi, Keris Jangkung adalah simbol harapan agar pemilik Keris ini senantiasa mendapat perlindungan dan pengayoman serta mudah dalam mencapai cita-cita.
Menurut para sesepuh Jawa, "Keris Jangkung sae kagem engkang kagungan gegayuhan", artinya Keris Jangkung baik untuk orang yang memiliki cita-cita.
Keris Jangkung merupakan pesan tersirat agar kita sebagai Manusia memiliki cita-cita yang tinggi dan harus diwujudkan dengan tekad dan usaha yang keras.
Keris luk 3 menyiratkan makna bahwa untuk mencapai cita-cita, ada 3 hal yang harus diselaraskan, yaitu: cipta, rasa dan karsa atau yang disebut Tri Daya.
Baca juga: Filosofi dan tuah Keris Jangkung
• Filosofi dan tuah Keris luk 5
Pada jaman Kerajaan dahulu, Keris luk 5 hanya boleh dimiliki oleh Raja, keluarga Kerajaan dan kalangan ningrat saja. Selain mereka, tidak ada orang lain yang boleh memiliki atau menyimpan Keris luk 5. Hal itu sudah menjadi aturan yang berlaku di masyarakat perkerisan pada masa itu.
Keris luk 5 hanya cocok dimiliki oleh orang-orang dari keturunan Raja, orang-orang yang memiliki kemapanan sosial dan menjadi pemimpin di masyarakat.
Keris luk 5 diciptakan dengan tuah untuk menjaga wibawa dan kharisma keagungan kebangsawanan agar pemiliknya selalu dihormati dan dicintai oleh rakyat serta bawahannya.
Kebanyakan Keris luk 5 lebih menuntut untuk diberi sesaji dibandingkan Keris lurus dan Keris luk lainnya. Keris ini melambangkan kehidupan Manusia pada tingkat spiritual yang lebih tinggi yang tidak hanya memikirkan urusan duniawi.
• Filosofi dan tuah Keris luk 7
Keris luk 7 merupakan simbol harapan agar orang yang memiliki Keris ini selalu mendapat pertolongan TUHAN dalam segala hal.
Dalam bahasa Jawa, angka 7 disebut "pitu" yang selalu dikaitkan dengan konsep "pitulungan" atau pertolongan. Sehingga apapun yang berkaitan dengan angka 7 bagi orang Jawa memiliki filosofi bahwa kita "nyuwun pitulungan" atau memohon pertolongan kepada TUHAN.
• Filosofi dan tuah Keris luk 9
Keris luk 9 dipercaya memiliki tuah untuk kewibawaan dan pengayoman serta memudahkan pemiliknya dalam meraih cita-cita.
9 adalah angka tertinggi dan di anggap sebagai angka keramat, karena jika dikalikan dengan angka berapapun maka hasil perkaliannya jika dijumlahkan akan tetap menjadi 9.
Maknanya, meskipun dalam perjalanan hidup ini mengalami liku-liku dan jatuh bangun hendaknya jangan mudah menyerah dan putus asa, karena jika kita fokus dan yakin pada tujuan kita maka suatu saat apa yang di cita-citakan pasti akan tercapai.
Angka 9 mewakili kesempurnaan hidup atau puncak dari pencapaian Manusia didalam kehidupannya. Tapi untuk bisa mencapai angka 9 harus melewati angka 1 sampai angka 8 yang harus dilalui setahap demi setahap dengan segala lika-likunya.
Keris luk 9 merupakan simbol harapan agar orang yang memiliki Keris ini dapat meraih cita-citanya dan mendapatkan kemuliaan, sekaligus sebagai pengingat bahwa tujuan hidup didunia ini adalah untuk kembali kepada Sang Pencipta.
Baca juga: Filosofi dan tuah Keris Sempono luk 9
• Filosofi dan tuah Keris luk 11
Keris luk 11 merupakan pesan tersirat agar kita sebagai Manusia senantiasa mawas diri bahwa hidup ini adalah kawelasaning GUSTI atau belas kasih dari TUHAN yang disimbolkan dengan luk 11 atau dalam bahasa Jawa "sewelas" yang dimaknai sebagai kawelasan.
Oleh karena itu, kita juga harus memancarkan sifat kawelasan atau welas asih itu terhadap sesama, karena Manusia yang mampu menjadikan belas kasih sebagai sabuk kehidupan, maka dia akan berhasil menempuh kehidupannya dengan baik dan akan selalu mendapatkan kawelasaning GUSTI.
• Filosofi dan tuah Keris luk 13
Angka 13 merupakan bilangan tertinggi dalam jumlah luk pada sebilah Keris dan merupakan Keris yang dibuat khusus untuk orang-orang yang sudah mandito atau memiliki tingkat spiritual yang tinggi dan sudah tidak mementingkan urusan duniawi lagi.
Keris luk 13 melambangkan kewibawaan dan kasepuhan. Angka 13 dalam khasanah Jawa dimaknai sebagai "las-lasaning urip" atau masa-masa akhir kehidupan.
Ada pengertian lain bahwa luk 13 juga memiliki arti "tri welas", yaitu: welas ing sesami, welas ing sato iwen, lan welas ing tetuwuhan. Semua ini diarahkan kepada keselarasan antara Manusia, alam dan TUHAN.
Angka 13 juga dianggap sebagai penolak bala, karena terdiri dari angka 1 yang memiliki makna permulaan, tunggal dan ke-Esa-an untuk melambangkan ke-Tuhanan.
Sedangkan angka 3 adalah angka ganjil yang mencerminkan keseimbangan hidup. Dalam kehidupan ini ada 3 perkara yang selalu berkaitan dengan Manusia, contohnya:
- Ada 3 perkara dalam hidup yang tidak bisa kembali, yaitu: waktu, ucapan dan kesempatan. Jadi sebisa mungkin manfaatkanlah waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, menjaga ucapan agar tidak menyakiti orang lain dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
- Ada 3 perkara yang tidak kita mengerti dengan pasti, yaitu: rejeki, umur dan jodoh.
- Ada 3 perkara dalam hidup yang pasti terjadi, yaitu: tua, sakit dan mati. Oleh karena itu persiapkanlah masa-masa itu dengan sebaik-baiknya karena ketika Manusia sudah meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh.
• Filosofi dan tuah Keris Kalawijan / Kolowijan
Menurut sumber dari Babon Surakarta, Kalawijan / Kolowijan merupakan penyebutan untuk Keris-Keris yang jumlah luknya lebih dari 13. Walaupun jumlah luknya lebih dari 13, Keris dhapur Kolowijan juga memiliki pakem dan nama dhapur sendiri.
Untuk Keris yang jumlah luknya 15 atau 17 biasanya panjang bilahnya masih normal seperti Keris-Keris pada umumnya, tapi jika jumlah luknya lebih dari 19 biasanya ukuran panjang bilahnya hampir selalu lebih panjang dari Keris-Keris umum.
Semakin banyak jumlah luknya maka ukuran bilahnya juga akan semakin panjang, namun karena Keris Kolowijan dulu memang jarang dibuat, maka saat ini sangat jarang dijumpai Keris tua berkualitas bagus yang luknya lebih dari 13. Keris Kolowijan yang paling banyak dijumpai adalah Keris luk 15 dan banyak diantaranya tergolong master piece atau adikarya.
Saat ini Kolowijan / Kalawijan juga lazim digunakan untuk menyebut Keris-Keris berluk 3, 5, 7, sampai berluk 13, atau bahkan Keris lurus yang ricikannya tidak sesuai pakem atau tidak punya nama dhapur sesuai pakem yang ada.
Baca juga: Nama-nama dhapur Keris dan Tombak lengkap menurut pakem Jawa
Selain pada Keris, dhapur Kolowijan / Kalawijan juga terdapat pada Tombak dan Pedang. Pada Tombak, penggolongan jenis Kalawijan tidak dikaitkan dengan jumlah luknya sebagaimana istilah Kalawijan pada Keris.
Kalawijan pada Tombak menyangkut pada bentuknya yang tidak umum sebagaimana bentuk Tombak pada umumnya sesuai pakem yang ada.
Beberapa bentuk Tombak yang tergolong Kalawijan antara lain Tombak Wulan Tumanggal dan Tombak Rosandita.
Sedangkan pada Pedang, yang disebut dengan Kalawijan adalah yang bentuknya tidak sesuai pakem atau di luar ricikan pedang yang baku / umum.
Ada beberapa ricikan yang ditambahkan pada Pedang Kalawijan yang biasanya merupakan ricikan yang terdapat pada Keris, misalnya saja yang paling umum adalah penambahan gonjo, kembang kacang, atau ditambah hiasan Naga pada bagian pangkalnya.
Mengenai istilah Kalawijan ini tentunya sangat berhubungan dengan nama "Palawija". Palawija / Polowijo adalah tanaman selingan dari tanaman utama sebagai makanan pokok alias "pakem" yaitu Padi.
Oleh karena itu, Tosan Aji Kalawijan dapat dimaknai sebagai Keris selingan, artinya maksud pembuatannya memang bersifat khusus atau tidak seperti biasanya.
Khusus Keris luk 23 tidak pernah ada dalam literatur mengenai dhapur perkerisan, kecuali pada buku karangan Bambang Harsrinuksmo. Tapi meskipun sangat jarang, Keris luk 23 masih bisa dijumpai.
Menurut pitutur orang tua jaman dahulu menyebutkan bahwa Keris luk 23 merupakan dhapur sinengker (ditabukan) dan hanya boleh dimiliki oleh Raja dan keturunannya saja serta hanya dibabar ketika dibutuhkan dan itupun hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja.
Baca juga: Ritual dan sesaji dalam proses pembuatan Keris pusaka
Demikian sedikit informasi tentang makna filosofi Keris lurus dan Keris luk yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Keris pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit yang lain.
Tonton juga videonya:
Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Makna Spiritual Keris Lurus dan Keris Luk"