Cara mengenali ciri-ciri Keris baru dan Keris sepuh
Keris Baru dan Keris Sepuh |
Keris baru merupakan dilema bagi para penggemar Keris tangguh tua yang mendambakan Keris tua/sepuh dengan ricikan yang dibuat cermat dan lengkap serta masih utuh. Bahkan para penggemar Keris pemula banyak yang berhenti total gara-gara seringnya keblondrok atau tertipu dengan Keris baru yang dituakan (diproses).
Hal itu adalah dinamika dalam dunia perkerisan Nusantara, dari dulu sampai sekarang munculnya Keris baru tidak akan pernah berhenti baik yang dibuat oleh Mpu, oleh Pande besi atau oleh para pengrajin Keris.
Baca juga: Proses panjang pembuatan sebilah Keris
Sebenarnya semua kembali lagi pada para penggemar Keris itu sendiri. Jika sebilah Keris buatan baru memiliki penampilan yang indah dan garapnya cermat bukankah tidak ada salahnya untuk dikoleksi, bukankah mengkoleksi Keris itu karena keindahan dan budayanya.
Tapi memang pada kenyataanya rata-rata penggemar Keris tidak mau memiliki atau mengoleksi Keris-Keris baru dan lebih memilih Keris Sepuh untuk dikoleksi maupun untuk dijadikan piandel.
Banyak Keris baru yang garapnya indah dan perhitungannya tidak kalah cermat dengan Keris sepuh, hanya kalah dalam hal usia dan mitos saja.
Hal ini menunjukkan munculnya para pengrajin, pande besi atau bahkan Mpu-Mpu muda yang terampil dan perlu kita dukung kelestariannya untuk melestarikan kebudayaan adiluhung bangsa kita, walaupun tidak bisa menyamai kemampuan Mpu-Mpu Keris jaman dahulu yang merupakan orang-orang linuwih.
Jika kita hanya memilih Keris tua/sepuh saja untuk dikoleksi, maka para pengrajin, pande atau bahkan Mpu-Mpu muda akan membuat Keris-Keris baru yang dituakan sesuai permintaan pasar. Inilah mata rantai yang selama ini terjadi sebab jika dikatakan Keris baru maka tidak akan ada yang berminat.
Namun jika kita sadar bahwa Keris baru juga mimiliki nilai seni, indah, serta cermat garapnya kemudian mau mengapresiasinya, maka pembuatnya juga akan sadar untuk membuat Keris dengan ciri khas sendiri yang sebenarnya juga indah dan layak kita jadikan koleksi.
Baca juga: Tips memilih Keris untuk koleksi dan untuk ageman
Jadi sebetulnya yang membuat para pengrajin Keris berbuat nakal justru karena perilaku para penggemar Keris sendiri yang hanya mau mengkoleksi Keris-Keris tua/sepuh saja.
Ada beberapa acuan untuk mengenali Keris sepuh/tua, antara lain:
1. Slorok baja
Untuk Keris-Keris tangguh setelah Majapahit rata-rata memiliki slorok baja yang terlihat cukup jelas, bisa berwarna keunguan, kehijauan atau abu-abu pada seluruh tepi bilah yang fungsinya sebagai tajaman Keris. Tapi untuk Keris baru yang berkualitas dan dibuat dengan tehnik tempa yang baik juga ada yang memiliki slorok baja.
Jarang sekali pembahasan tentang baja pada sebilah Keris, yang banyak dibahas selalu tentang besinya. Padahal baja/wojo adalah tulangnya Keris atau sering disebut "wesi aten", dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari sebuah pusaka yang idealnya harus mengandung baja, besi dan pamor.
Baja yang bagus tidak bisa hanya dilihat dengan mata untuk menentukan kualitasnya. Keris baru atau nom-noman yang memiliki garap sempurna atau biasa disebut "sampurnaning garap" juga ada yang memiliki slorok baja.
Baja yang bagus juga membutuhkan besi dan pamor yang bagus secara material untuk bisa bersatu menjadi satu kesatuan yaitu terbentuk menjadi bilah Keris yang sempurna.
Baja yang keras digabungkan dengan besi berkualitas dengan kekerasan medium lalu digabungkan lagi dengan besi yang lebih lunak sebagai tempat peletakan pamor. Tidak perlu sampai merusak, tapi cukup bisa nancep sedikit sudah cukup untuk menunjukkan kualitas baja dari sebuah pusaka.
Baja yang bagus memiliki kadar karbon diatas 0,4 % dan makaimal 2 %. Tapi biasanya Keris tua menggunakan baja kuno yang memiliki kadar carbon 0,7 %.
Sangat sulit mencampur baja kualitas tinggi dengan besi dan pamor karena memerlukan penyepuhan yang sempurna, karena baja yang keras harus dilunakkan dulu, baru disepuh untuk mengembalikan kekerasanya.
Oleh karena itu, jika besinya tidak bagus pasti tidak bisa menyatu dengan sempurna, renggang atau yang biasa disebut pegat wojo.
Kenali Keris sepuh/tua dari material dan kualitasnya secara seksama, karena seorang Mpu besar pasti akan memilih material yang bagus untuk karya-karyanya.
Baca juga: Jenis-jenis besi bertuah untuk bahan pembuatan Keris pusaka
2. Sepuhan
Amati ada atau tidaknya sepuhan pada bilah Keris karena biasanya pada Keris-Keris tua akan terdapat sepuhan untuk menguatkan bilah Keris tersebut.
Pada sebilah Keris yang dilakukan penyepuhan akan terlihat sekali perbedaan warna pada bagian bilah yang dilakukan penyepuhan dan yang tidak dilakukan penyepuhan, dan biasanya penyepuhan ini dilakukan pada bagian ujung bilah sampai 3/4 bagian bilah saja. Jarang sekali ada Keris yang disepuh sampai seluruh bilahnya.
3. Lapisan besi, baja dan pamor
Amati dengan seksama apakah terdapat lapisan baja, besi dan pamornya. Keris sepuh/tua pasti dibuat dengan tehnik tempa lipat yang benar, dan masing-masing unsur logam (besi, baja dan pamor) dibuat berlapis-lapis sehingga menimbulkan gradasi warna yang indah.
Jadi pada Keris sepuh/tua, bilahnya terbuat dari lapisan-lapisan logam yang berbeda, dari pamor, baja dan besinya pasti berlapis-lapis sempurna.
4. Gradasi warna
Dari ketiga acuan diatas dapat dilihat adanya gradasi warna yang khas, kemudian bandingkan dengan Keris yang dicurigai baru.
Jika memiliki sebilah Keris tua/sepuh yang benar-benar asli kuno bisa dibandingkan bilah dan gradasi warna pada keris tersebut dengan Keris baru. Tapi dengan catatan, kedua Keris yang akan dibandingkan tersebut harus diwarangi dengan kualitas warangan yang sama, sebab kualitas warangan juga berbeda-beda, ada jenis warangan tua, muda, dan setengah tua. Hal ini juga akan sangat berpengaruh pada gradasi warna yang timbul pada bilah Keris.
Perhatikan juga model gonjo, gandik, blumbangan dan ricikan yang lain apa sesuai atau ada yang tidak sesuai.
Perlu di ingat juga bahwa para pembuat Keris aspal (Keris baru yang dituakan) juga memiliki tehnik dan trik tersendiri untuk mengelabuhi pembeli. Mereka bisa membuat Keris yang benar-benar mirip dengan aslinya, detail sekecil apapun akan diperhatikan untuk menyamai Keris tua/sepuh.
5. Tayuh
Jika masih belum yakin dengan cara-cara diatas, maka perlu dilakukan cara yang telah diwariskan oleh leluhur kita yaitu dengan cara ditayuh.
Menayuh Keris bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, ada yang mengukur energi Keris hanya dengan dipegang saja, dan ada yang dengan meletakkan Keris dibawah bantal pada saat tidur untuk mendapatkan petunjuk mengenai Keris tersebut melalui mimpi.
Baca juga: Cara menayuh Keris menurut Primbon Jawa
Demikian sedikit informasi tentang cara mengenali ciri-ciri Keris baru dan Keris tua/sepuh yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Tonton juga videonya:
Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Cara mengenali ciri-ciri Keris baru dan Keris sepuh"