Ajaran spiritual Syekh Siti Jenar yang kontroversial
Hartalangit.com - Ajaran Syekh Siti Jenar tentang hidup dan mati memang menimbulkan kontroversi. Menurut beliau, kehidupan Manusia di dunia ini disebut berada di alam kematian. Sementara jika Manusia itu telah mati, justru disebut telah memasuki awal kehidupan yang hakiki dan abadi.
Syekh Siti Jenar juga berpendapat bahwa ALLAH itu ada dalam diri Manusia, yaitu didalam budi. Pendapat tersebut di syi'arkan oleh Syekh Siti Jenar secara terbuka dan gamblang kepada masyarakat awam. Pemahaman inilah yang kurang bisa diterima oleh para ulama pada masa itu tentang ilmu tasawuf yang disampaikan Syekh Siti Jenar.
Dalam tataran keilmuan, pemahaman yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar itu sudah masuk dalam tingkat hakekat atau bahkan tingkat makrifat yang seharusnya tidak di ajarkan kepada orang-orang awam yang tingkat spiritualnya belum memadai.
Seharusnya, pemahaman tauhid harus melalui 4 tahapan, yaitu: Syari'at, Tarekat, Hakekat dan Ma'rifat yang harus dilalui setahap demi setahap, bukan langsung pada tingkat Hakekat atau bahkan tingkat Ma'rifat.
Maka tidak mengherankan jika pemahaman tentang keTuhanan yang di ajarkan oleh Syekh Siti Jenar kemudian dicap sebagai ajaran sesat. Hal itu untuk mencegah/membendung banyaknya umat yang akan terjerumus karena belum bisa memahami hakekat dari pemahaman yang di ajarkan oleh Syekh Siti Jenar tersebut.
Sebetulnya tidak ada yang salah pada ajaran Syekh Siti Jenar, karena orang dengan keilmuan setingkat beliau sudah memahami tentang makna keTuhanan, bahwa semua yang ada dan yang terjadi didunia ini adalah kehendak TUHAN. Jadi tidak ada lagi istilah syirik bagi orang-orang setingkat beliau karena hati dan jiwanya sudah menyatu dengan TUHAN.
Semuanya adalah milik ALLAH, tidak ada yang bisa menyekutui ALLAH karena mahluk/hamba tidak mungkin bisa menandingi penciptanya.
Dalam pupuhnya, Syekh Siti Jenar menganggap bahwa agama apapun, setiap pemeluknya sebenarnya menyembah pada dzat yang Maha Kuasa dengan caranya sendiri-sendiri. Bahkan masing-masing ajaran agama menyebut asma ALLAH dengan nama yang berbeda-beda, demikian pula dengan ajaran dan tatacaranya.
Semua pemeluk agama apapun itu menyembah TUHAN yang sama karena hanya ada satu TUHAN. Hanya orang-orang yang belum mengerti saja yang masih menganggap ada TUHAN agama A dan ada TUHAN agama B. Berapapun agama di muka bumi ini, TUHAN tetap satu, TUHAN bagi semua mahluk.
Bahkan Syekh Siti Jenar juga mengajarkan bahwa dalam manembah pada GUSTI ALLAH, seseorang hendaknya melakukannya dengan ikhlas. Artinya, ketika seseorang melakukan sembahyang ataupun sholat karena mengharapkan agar masuk surga, mengharapkan pahala atau kemudahan rezeki, maka ibadahnya tersebut belum bisa dikatakan ikhlas.
Berikut ini ajaran-ajaran Syekh Siti Jenar yang yang kontroversial:
• Ajaran Manembah
Dalam ajaran manembahnya, Syekh Siti Jenar tidak pernah menganggap dirinya sebagai TUHAN. Tapi banyak orang cenderung salah persepsi tentang konsep Manunggaling Kawula Gusti.
Sebenarnya, Manunggaling Kawula Gusti memiliki makna bahwa dalam diri Manusia terdapat ruh yang berasal dari ruh GUSTI ALLAH sesuai yang tertulis dalam ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang penciptaan Manusia.
Ayat tersebut berbunyi:
"Ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepada-Nya". (Shaad: 71-72)
Dengan demikian, ruh Manusia akan menyatu dengan ruh TUHAN pada saat penyembahan terhadap-NYA berlangsung.
• Mabuk pada Gusti Allah
Dalam manembah secara ikhlas dan penuh kepasrahan, seringkali Manusia mengalami mabuk kepayang/gandrung pada GUSTI ALLAH. Dalam agama Islam, peristiwa itu disebut juga dengan Zadhab atau kegilaan yang berlebihan terhadap TUHAN.
Mereka belajar tentang bagaimana TUHAN bekerja, sehingga ketika keinginannya sudah lebur dengan kehendak GUSTI ALLAH, maka yang ada dalam pikirannya hanya ALLAH, ALLAH, ALLAH dan ALLAH disekelilingnya dan tidak tampak Manusia lain, tapi hanya GUSTI ALLAH yang berkehendak.
Setiap kejadian adalah maksud dari GUSTI ALLAH terhadapnya, dan inilah yang dikwatirkan karena apabila tidak ada guru Mursyid yang membimbingnya, maka orang tersebut bisa keluar dari semua aturan yang telah ditetapkan GUSTI ALLAH untuk Manusia.
Orang yang sudah sampai pada tingkatan tersebut akan mudah sekali terpengaruh tipu daya setan karena semakin tinggi tingkat keimanannya, maka akan semakin tinggi pula godaan setan untuk menjerumuskannya.
• Hamamayu Hayuning Bawana
Prinsip ini berarti memakmurkan bumi, senada dengan pesan utama agama Islam, yaitu rahmatan lil alamin. Seseorang dianggap muslim, salah satunya apabila dia bisa memberikan manfaat bagi lingkungannya dan bukan menciptakan kerusakan di muka bumi.
Demikian sedikit informasi tentang ajaran spiritual Syekh Siti Jenar yang kontroversial. Untuk informasi lain seputar Dunia Spiritual dan Supranatural, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Terima kasih
Post a Comment for "Ajaran spiritual Syekh Siti Jenar yang kontroversial"