Filosofi dan Tuah Tombak Menur
Ilustrasi Singgasana dan Payung Songsong |
Hartalangit.com - Tombak menur merupakan
Tosan Aji yang digunakan untuk mengisi payung kebesaran atau payung agung
(songsong) bagi para Raja, Bangsawan, dan para Priyayi pada jaman dahulu. Payung
Songsong biasanya ditempatkan disamping atau dibelakang singgasana bersama Tombak
pusaka.
Bentuk Tombak Menur
bermacam-macam mirip dengan tombak pada umumnya, hanya saja ukurannya lebih
kecil. Dahulu atribut dan warna Payung Songsong memiliki aturan/pakem tersendiri
sebagai tanda kepangkatan atau kedudukan seseorang.
Baca juga: Filosofi dan Tuah Tombak Trisula
Ilustrasi Tobak Menur |
Karena tempatnya didalam
Payung Songsong, Tombak Menur tidak seperti Tosan Aji lainnya yang setiap satu
tahun sekali selalu dijamas dan diwarangi. Tombak Menur diyakini memiliki tuah
untuk pengayoman/perlindungan, tolak bala, dan untuk menambah
kewibawaan/kharisma.
Nama Menur sendiri di
ambil dari nama bunga yang mengandung makna sebagai pengingat atau pesan. Sebagian
masyarakat Jawa menyebut bunga melati yang susunan kelopak bunganya bersusun
atau bertumpuk dengan nama bunga/kembang Menur.
Warna bungan menur yang putih
melambangkan kesucian dan kesederhanaan. Bentuknya yang kecil mengingatkan
keberadaan siapa kita dihadapan Sang Pencipta yang Maha Besar, mengingatkan
akan kodrat Manusia sebagai mahluk TUHAN yang sempurna namun tidak sempurna. Aromanya
yang wangi dan lembut dapat memberikan relaksasi atau ketenangan jiwa.
Baca juga: Filosofi dan Tuah Tombak Kudhup Melati
Dari filosofi bunga
melati (menur) tersebut kita bisa belajar tentang arti kesucian dan
kesederhanaan. Jadi, meskipun Payung Songsong terkesan mewah dan melambangkan
kebesaran tapi dengan adanya Menur didalamnya akan menjadi pengingat untuk selalu
memiliki sifat sederhana, tidak berlebihan tapi tetap sakral, yaitu kesederhanaan
yang mencerminkan keelokan budi pekerti sehingga dapat memberikan kenyamanan dan
ketenangan bagi siapapun yang ada disekitarnya seperti aroma wangi bunga Menur.
Bentuknya yang kecil
adalah sebagai pengingat, bahwa sebesar apapun status kita dihadapan Manusia,
tapi dihadapan TUHAN kita tetaplah kecil. Jadi tidak ada yang pantas
disombongkan dihadapan Manusia apalagi dihadapan TUHAN. Semegah dan semewah
apapun sebuah Payung Songsong, didalamnya harus ada Tombak Menur sebagai
kekuatannya dan sebagai jiwanya.
Ilustrasi Payung Songsong |
Baca juga: Keris Tindih dan Manfaatnya
Demikian sedikit informasi
tentang filosofi dan tuah Tombak Menur yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Filosofi dan Tuah Tombak Menur"