Ciri dan Tuah Perkutut Katuranggan Bodronoyo
Perkutut Katuranggan Bodronoyo |
Hartalangit.com – Ada banyak sekali nama-nama katuranggan burung Perkutut yang dipercaya memiliki tuah atau manfaat tertentu sesuai dengan katuranggan atau ciri mathinya.
Penamaan katuranggan atau ciri mathi pada burung Perkutut selalu berkaitan dengan keunikan dari bentuk fisik maupun dari perilakunya. Salah satu contohnya adalah Perkutut Bodronoyo yang memiliki ciri khusus pada kepalanya yang selalu mendongak ke atas.
Penamaan Bodronoyo tentu bukan tanpa alasan karena nama tersebut berkaitan dengan tokoh pewayangan Semar Bodronoyo yang kepalanya selalu mendongak ke atas.
Ada beberapa jenis katuranggan Perkutut yang ada hubungannya dengan dunia pewayangan, antara lain: Pendowo Mijil, Satrio Pemanah, Satrio Wirang, Wisnu Murti, dan masih banyak yang lainnya.
Perkutut Bodronoyo yang kepalanya selalu mendongak ke atas di anggap memiliki kemiripan dengan tokoh Semar Bodronoyo sehingga kemudian dinamakan katuranggan Bodronoyo. Katuranggan tersebut tentunya juga memiliki makna sesuai dengan namanya.
Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Bodronoyo, yaitu dari kata “Bebodro” yang artinya “membangun” dan “Noyo/Nayoko” yang artinya “utusan”. Jadi, Bodronoro bisa di artikan “Utusan yang melaksanakan perintah TUHAN untuk membangun kesejahteraan Manusia”.
Wujud Semar digambarkan bukan laki-laki dan bukan perempuan dengan wajah yang selalu menghadap keatas sebagai simbol selalu mengingat TUHAN. Tangan kanannya keatas memiliki makna: “Sebagai pribadi tokoh Semar hendak mengatakan simbol Sang Maha Tunggal”. Sedangkan tangan kirinya yang kebelakang memiliki makna “Berserah total dan mutlak selakigus sebagai simbol keilmuaan yang netral tapi simpatik”.
Semar dalam bahasa Jawa disebut dempel (keteguhan jiwa). Rambut semar berbentuk seperti kuncung yang bermakna akuning sang kuncung, yaitu simbol kepribadian pelayan yang mengejawantah untuk melayani Manusia.
Penggambaran bentuk fisik semar tidak mudah ditebak. Wajahnya adalah wajah laki-laki, tapi badannya seperti perempuan dengan perut dan dada besar. Rambutnya putih dan memiliki kerutan di wajah yang menandakan dia telah lanjut usia tapi potongan rambutnya dikuncung sepeti anak-anak. Bibirnya tersenyum tetapi matanya selalu mengeluarkan air mata. Semar menggunakan kain sarung kawung seperti yang digunakan para abdi.
Penggambaran bentuk yang demikian menjadikan Semar sebagai sosok yang sarat misteri dan juga simbol kesempurnaan hidup.
Bentuk tubuh Semar menggambarkan karakter wanita, laki-laki, anak-anak, orang tua, ekspresi gembira dan sedih bercampur menjadi satu.
Semar selalu hadir dalam setiap lakon wayang, dan kehadirannya selalu ditunggu oleh para penggemarnya. Meskipun dia seorang abdi atau rakyat jelata yang buruk rupa dan miskin, tapi dibalik wujud lahirnya tersebut tersimpan sifat-sifat mulia, yaitu mengayomi, mampu menyelesaikan masalah, sabar, dan bijaksana.
Kebudayaan Jawa telah melahirkan religi dalam wujud kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, yaitu adanya wujud tokoh wayang Semar jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu, Budha dan Islam di tanah Jawa.
Baca juga: Makna Sembahyang Dalam Ajaran Kejawen
Dikalangan spiritualis Jawa ,tokoh pewayangan Semar ternyata dipandang bukan sebagai fakta historis, tapi lebih bersifat mitologi dan simbolis tentang KeEsa-an TUHAN, yaitu suatu lambang dari pengejawantahan ekspresi, persepsi dan pengertian tentang TUHAN yang menunjukkan pada konsep spiritual.
Pengertian ini tidak lain hanyalah suatu bukti yang kuat bahwa orang Jawa sejak jaman prasejarah telah mengenal konsep spiritual, yaitu tentang ke Esa-an TUHAN sebelum masuknya agama-agama yang ada sekarang ini.
Semar adalah lambang gelap gulita, lambang misteri, ketidaktahuan mutlak yang dalam beberapa ajaran mistik sering disebut-sebut sebagai ketidaktahuan Manusia mengenai TUHAN.
Konon Semar adalah Kakek moyang yang pertama dan digambarkan sebagai perwujudan dari orang Jawa yang pertama. Karena mendapat tugas khusus dari Gusti Kang Murbeng Dumadi (TUHAN), maka Semar memiliki kemungkinan untuk terus hadir setiap saat, kepada siapa saja dan kapan saja yang dikehendaki.
Semar Bodronoyo adalah tokoh punakawan yang dalam cerita wayang Jawa memiliki peran yang lebih utama dari wayang babon (wayang dengan tokoh asli India).
Punakawan adalah karakter yang khas dalam wayang Jawa. Mereka melambangkan sifat Manusia dengan masing-masing karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penasehat para ksatria, penghibur, kritisi sosial, badut, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Dalam wayang Jawa karakter punakawan terdiri dari tokoh Semar, Gareng, Bagong dan Petruk.
Dalam ceritan pawayangan, Semar adalah pembantu Pandawa, tapi dia sangat dihormati oleh tuannya. Semar biasanya dimintai nasehat oleh Pandawa dalam mengambil setiap keputusan mengenai masalah yang di anggap penting dan mendesak.
Sebagai punakawan yang tertua, Semar tidak punya keinginan untuk memegang kekuasaan duniawi seperti kebanyakan sifat Manusia. Hal ini dikarenakan kekuasaan bisa mengubah watak, situasi sekaligus dapat mencelakakan.
Semar dapat mencapai tujuannya secara efektif dengan cara memberi contoh sebagai metode pengajarannya tanpa bermaksud mengusai orang lain atau untuk tujuan duniawi seperti harta benda dan kekuasaan.
Sebagai tokoh wayang yang bijaksana dan memiliki banyak keunggulan sifat pribadi, kemudian banyak masyarakat Jawa yang menjadikan Semar sebagai sosok ideal yang patut dijadikan panutan dalam menjalani kehidupan.
Bahkan kehadiran Semar dalam kehidupan nyata sering ditunggu-tunggu di saat kondisi Negara semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap kaum yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi di indahkan, para pemimpin hanya memikirkan kepentingan pribadi dan golongannya tanpa memperdulikan dengan kondisi rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat kecil.
Dunia pewayangan melukiskan situasi tersebut sebagai penanda akan hadirnya tokoh Semar, seorang Dewa (utusan) yang turun dari langit untuk menyelamatkan Manusia.
Itulah filosofi dari Perkutut katuranggan Bodronoyo yang merupakan penggambaran dari sosok Semar Bodronoyo.
Perkutut ini di nilai baik untuk dipelihara karena memiliki energi kasepuhan yang sifatnya ngemong atau mengayomi seperti tokoh Semar.
Perkutut katuranggan Bodronoyo dipercaya memiliki tuah untuk kewibawaan dan kharisma serta pengayoman bagi pemiliknya.
Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri, mitos, filosofi dan tuah Perkutut katuranggan Bodronoyo yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Perkutut katuranggan, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Tonton juga videonya:
Video YouTube - Harta Langit Channel
Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Ciri dan Tuah Perkutut Katuranggan Bodronoyo"