Filosofi dan mitos memelihara burung Puter bagi masyarakat Jawa
Burung Puter |
Hartalangit.com – Burung Puter adalah salah satu jenis burung anggungan yang banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa sejak jaman dahulu.
Alasan kenapa orang Jawa jaman dulu lebih suka memelihara burung anggungan seperti burung Perkutut, burung Derkuku dan burung Puter adalah karena suara angungannya yang merdu dapat membuat suasana terasa tentram dan damai (adem ayem).
Baca juga: Mitos tuah ghaib burung Derkuku kalung tepung
Selain itu, ternyata ada falsafah lain dari burung Puter yang menjadi simbolisasi harapan bagi pemiliknya agar segala usaha yang digeluti selalu muter (Puter) atau terus berjalan.
Dari filosofi tersebut, masyarakat Jawa jaman dahulu berharap dengan memelihara burung Puter maka usahanya yang sebagian besar adalah bercocok tanam (bertani) bisa mendapat hasil panen yang bagus dan terus muter / berkelanjutan.
Muter dalam bahasa Indonesia artinya berputar, dari mulai tanam hingga panen dan mulai menanam lagi. Itulah salah satu alasan kenapa orang-orang jaman dulu suka memelihara burung Puter sebagai klangenan.
Suara anggungan burung Puter yang merdu dan mengalun senggang juga dapat membawa suasana tenang, tentram dan damai yang tentunya akan mempengaruhi hati dan pikiran orang yang mendengarnya menjadi lebih bahagia.
Burung Puter memang sangat cocok dipelihara oleh para petani untuk melepas lelah setelah seharian bekerja diladang atau sawah dengan mendengarkan suara merdunya sembari beristirahat dirumah.
Perawatan burung Puter juga sangat mudah, cukup diberikan pakan berupa biji-bijian dan air minum saja sudah cukup, karena burung ini tidak memerlukan perawatan khusus yang merepotkan sehingga sangat cocok dipelihara oleh orang-orang tua yang ingin menikmati hidup tanpa harus direpotkan untuk mengurusi burung.
Baca juga: Mitos burung Kepodang Emas dalam tradisi masyarakat Jawa
Burung Puter juga dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi pemiliknya, terutama dalam hal rejeki. Konon jika memelihara burung Puter maka rejekinya akan terus mengalir atau muter.
Hal itu memang bisa dikatakan hanya sebuah mitos, tapi jika dilihat dari manfaatnya hal itu juga ada benarnya.
Burung Puter memiliki kebiasaan selalu manggung pada pagi hari dan bisa dijadikan sebagai penanda waktu oleh orang-orang jaman dulu untuk segera berangkat ke sawah atau ke ladang.
Dengan rajin ke sawah atau ke ladang sejak pagi maka hasil panen juga akan bagus karena tanamannya lebih terawat dan tidak diganggu hama karena ditunggui sejak pagi.
Suara anggungan burung Puter yang merdu juga dapat membuat suasana hati pemiliknya menjadi tentram, damai dan bahagia.
Dengan merasa bahagia, maka secara tidak langsung akan selalu bersyukur setiap harinya akan nikmat yang diberikan TUHAN. Dengan selalu bahagia dan selalu bersyukur maka TUHAN akan menambahkan nikmat dan karunia-NYA, termasuk dalam hal rejeki.
Harapan dan keyakinan bahwa dengan memelihara burung Puter akan membuat rejeki terus berputar / mengalir juga merupakan sebuah do’a yang secara tidak langsung disampaikan dari hati setiap saat kepada TUHAN.
Ingat, bahwa ALLAH bertindak sesuai prasangka hamba-NYA, jadi apa yang kita prasangkakan atau yang kita yakini itulah yang akan terjadi dalam kehidupan kita.
Baca juga: Mitos tuah ghaib Derkuku Kol Buntet
Demikian sedikit informasi tentang filosofi, mitos dan tuah burung Puter dalam kepercayaan masyarakat Jawa yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar dunia spiritual dan supranatural, dapat dibaca pada artikel Harta Langit yang lain.
Tonton juga videonya:
Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Filosofi dan mitos memelihara burung Puter bagi masyarakat Jawa"