Legenda Mandau Terbang Suku Dayak dan Kesaktian Panglima Burung
Ilustrasi Mandau Dayak |
Masyarakat suku Dayak sangat menghargai Mandau dan terbiasa membawanya kemana-mana. Tapi meskipun begitu, Mandau tidak boleh digunakan sembarangan apalagi untuk mengancam atau melukai orang, sebab ada etika dan aturan untuk menggunakannya yang jika sampai dilanggar maka akan mendapatkan hukuman sesuai hukum adat yang berlaku.
Mandau merupakan senjata tradisional suku Dayak yang kental dengan hal-hal magis. Bahkan bagi masyarakat suku Dayak, Mandau bukan hanya sekedar senjata biasa karena didalam Mandau bersemayam roh nenek moyang mereka yang akan memberikan bantuan atau kekuatan pada saat dibutuhkan.
Mandau Dayak yang asli terbuat dari material batu gunung yang mengandung besi dan dibuat dengan tehnik tempa seperti halnya Keris Jawa. Mandau juga dibuat oleh seorang pandai besi yang memiliki kemampuan khusus untuk mengisi Mandau buatannya dengan roh nenek moyang sehingga bisa menambah kekuatan bagi yang memiliki Mandau tersebut nantinya.
Bagian bilah Mandau berbentuk menyerupai burung Enggang (Tingang) yang oleh masyarakat suku Dayak dianggap sebagai burung suci. Meskipun bentuk bilah Mandau rata-rata sama (berbentuk seperti burung Tingang), tapi setiap Mandau memiliki ukiran yang berbeda-beda.
Baca juga: Filosofi Burung Enggang Bagi Masyarakat Suku Dayak
Sedangkan sarung Mandau (Kumpang) terbuat dari kayu yang dilapisi tanduk rusa dan biasanya dihiasai dengan berbagai macam ukiran. Ukiran-ukiran yang terdapat pada Kumpang tersebut dipercaya dapat mengusir kehadiran binatang buas.
Pada bagian pangkal Kumpang terdapat rajutan dari rotan yang berfungsi sebagai tali pengait dipinggang dan pada bagian sisinya terdapat kantung kecil yang biasanya di isi pisau pahat atau senjata tradisional lain yang ukurannya lebih kecil dari Mandau.
Banyak tetua adat suku Dayak yang menyebut Mandau dengan sebutan Ambang. Jika dilihat dari bentuknya, antara Mandau dan Ambang memang serupa, tapi sebetulnya keduanya sangat berbeda karena Ambang bisa dikatakan adalah tiruan Mandau.
Meskipun bentuknya sama, tapi Ambang dibuat dari besi biasa dan tidak ditempa. Ambang juga tidak mengandung emas pada bagian ukirannya dan tidak di isi kekuatan ghaib seperti Mandau. Oleh karena itulah harga Ambang jauh lebih murah dibanding Mandau Dayak asli.
Konon, orang yang memiliki Mandau juga akan memiliki Penyang, yaitu ilmu kuno yang diwariskan oleh para leluhur suku Dayak untuk berperang. Konon, orang yang memegang Mandau Dayak akan memiliki kesaktian dan menjadi sangat kuat ketika berperang.
Mandau merupakan senjata kebanggaan masyarakat suku Dayak yang terkenal memiliki kekuatan magis luar biasa. Konon, jika Mandau sudah keluar dari sarungnya maka pasti akan ada pertumpahan darah dan korban. Bahkan ada cerita yang sangat fenomenal dari kekuatan mistis Mandau Dayak yang konon bisa terbang sendiri untuk mencari dan menghabisi musuh yang telah ditargetkan.
Ilmu Mandau Terbang adalah ilmu ghaib tingkat tinggi yang hanya dimiliki oleh kepala suku yang bertanggung jawab untuk melindungi masyarakatnya. Dengan melakukan ritual-ritual tertentu, konon Mandau terbang akan mencari sasaran yang telah ditentukan oleh orang yang menggerakkannya.
Tapi ada juga yang mengatakan jika Mandau Terbang digerakkan dari jarak jauh oleh Panglima Burung setelah kepala suku melakukan ritual khusus untuk memanggilnya.
Ilustrasi Mandau Terbang |
Masyarakat suku Dayak memang selalu teguh menggenggam nilai-nilai tradisi dan adat yang diwariskan oleh leluhurnya. Di sisi lain, masyarakat suku Dayak juga identik dengan hal-hal yang berbau mistis, salah satunya adalah kepercayaan terntang sosok Panglima Burung.
Banyak versi cerita tentang Panglima Burung di Kalimantan, tapi secara umum Panglima Burung di anggap sebagai sosok ghaib legendaris yang dipercayai sebagai tokoh pelindung dan pemersatu suku Dayak di Kalimantan yang menghuni gunung dipedalaman Kalimantan. Ada juga cerita lainnya yang menyebutkan bahwa Panglima Burung adalah jelmaan dari burung Enggang.
Dalam kondisi tertentu, masyarakat suku Dayak akan menggelar ritual tari perang untuk memanggil Panglima Burung yang diyakini sakti dan dapat memberikan kekuatan. Salah satu kesaktian Panglima Burung adalah menggerakkan Mandau Terbang yang akan mencari sasaran orang-orang yang menjadi musuh suku Dayak. Mandau terbang akan mencari sasaran sesuai yang telah ditentukan dan konon berdasarkan bau korbannya.
Baca juga: Sejarah dan Keampuhan Pedang Luwuk
Demikian sedikit informasi tentang legenda Mandau terbang suku Dayak dan kesaktian Panglima Burung yang fenomenal. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Legenda Mandau Terbang Suku Dayak dan Kesaktian Panglima Burung"