Ciri dan Tuah Perkutut Gedong Mengo
 |
| Ilustrasi Perkutut Gedong Mengo |
Masing-masing katuranggan dan ciri mathi Perkutut memiliki makna filosofi sebagai pitutur atau wejangan tersirat yang bisa dijadikan sebagai tuntunan hidup bagi pemiliknya.
Masing-masing Perkutut juga memiliki tuah yang berbeda-beda, ada yang untuk kerejekian, untuk keselamatan, untuk kewibawaan, atau yang lainnya tergantung dari jenis katuranggan atau ciri mathinya.
Baca juga: Katuranggan dan ciri mathi Perkutut lengkap dengan gambar beserta penjelasan tentang tuahnya
Salah satu ciri mathi Perkutut lokal yang dipercaya memiliki tuah untuk kerejekian adalah Perkutut Gedong Mengo. Perkutut ini memiliki kebiasaan yang berbeda dengan burung Perkutut pada umumnya karena manggungnya hanya pada pagi hari saja menyongsong terbitnya matahari dan pada siang sampai sore hari tidak pernah manggung meskipun sudah lama dipelihara.
Gedong Mengo adalah bahasa Jawa yang artinya “gedung / rumah terbuka”. Mitosnya siapapun yang memelihara Perkutut Gedong Mengo maka rejekinya akan menjadi lancar.
Tentu saja hal itu berhubungan dengan kebiasaan burung ini yang selalu manggung pada pagi hari sehingga pemiliknya bisa selalu bangun pagi untuk menjemput rejeki seperti bekerja atau membuka tempat usahanya lebih pagi sehingga akan lebih banyak mendapatkan peluang-peluang rejeki.
Perkutut Gedong Mengo memang sangat baik dipelihara karena secara tidak langsung burung ini membiasakan pemiliknya untuk selalu bangun lebih pagi.
Untuk seorang pedagang, jika selalu membuka tempat usahanya lebih pagi dari yang lain maka peluang untuk mendapatkan pembeli menjadi lebih besar, dan untuk seorang karyawan jika terbiasa bangun pagi maka tidak akan terlambat untuk bekerja.
Mendengarkan suara anggungan burung Perkutut yang merdu di pagi hari juga akan membuat pikiran menjadi lebih tenang dan akan lebih bersemangat untuk mencari rejeki.
Tuah Perkutut Gedong Mengo dipercaya dapat membantu memudahkan datangnya rejeki bagi pemiliknya. Dengan memelihara Perkutut ini maka usaha apapun yang dilakukan pemiliknya akan membuahkan hasil sehingga rejekinya juga akan terus mengalir.
Tuah Perkutut Gedong Mengo dapat dirasakan secara maksimal jika sudah ada kecocokan dan keselarasan dengan pemiliknya, atau jika pemiliknya dapat memahami filosofinya kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Filosofi dan Tuah Perkutut Katuranggan Banyu Mili
Tapi yang terpenting dalam memelihara burung Perkutut adalah perasaan kita sendiri, jika kita merasa senang dan nyaman dengan Perkutut yang kita pelihara apapun jenis katuranggan atau ciri mathinya, maka pikiran kita akan menjadi positif dan efeknya kehidupan kita juga akan menjadi positif penuh kemudahan dan kebahagiaan.
Jika kita merasa senang dan bahagia ketika mendengar suara anggungan burung Perkutut yang kita pelihara atau pada saat memandangnya maka secara tidak langsung hati kita akan selalu bersyukur setiap kali mendengar suara anggungannya atau ketika memandang burung Perkutut peliharaan kita.
Dan jika kita selalu bersyukur, maka TUHAN akan menambah nikmat dan karunia-NYA tanpa kita memintanya.
Jadi intinya, ketika kita memelihara burung Perkutut maka rawatlah dengan baik dan penuh kasih sayang, jangan sampai burung yang kita rawat tersebut sampai menderita seperti kehabisan pakan atau air minum.
Jangan memelihara burung Perkutut hanya karena mengharapkan tuahnya saja tapi tidak dirawat dengan baik. Karena sejatinya semua yang terjadi dalam kehidupan kita adalah hasil dari perbuatan kita sendiri.
Baca juga: Cara menghitung sisik kaki Perkutut dengan hitungan Ponco Sudo
Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri, mitos, filosofi dan tuah Perkutut Gedong Mengo yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Perkutut katuranggan, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Tonton juga videonya:
Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Ciri dan Tuah Perkutut Gedong Mengo"