Filosofi dan Tuah Keris Pamor Ujung Gunung
Hartalangit.com – Pamor Ujung Gunung adalah salah satu pamor Keris yang banyak diburu para kolektor Tosan Aji dan para pejabat karena dipercaya memiliki tuah yang ampuh untuk membantu meningkatkan derajat dan pangkat pemiliknya.
Sekilas bentuk motif pamor ini mirip dengan pamor Junjung Drajat, Rojo Abolo Rojo dan Pandito Bolo Pandito, yaitu berupa garis-garis yang membentuk segi tiga pada bagian ujung atasnya sehingga seringkali menimbulkan kerancuan dalam penamaan dari keempat pamor tersebut karena bentuknya yang hampir sama.
Bentuk pamor Ujung Gunung yang berupa garis-garis mengerucut dari bawah ke atas seperti puncak Gunung merupakan lambang akan pencapaian kekuasaan tertinggi dan pengaruh yang menyeluruh terhadap semua yang ada di sekitarnya. Maka tidak heran jika pamor ini banyak diburu oleh orang-orang yang memiliki ambisi kekuasaan.
Pamor adalah motif yang memperindah tampilan bilah Keris, tapi selain itu pamor juga merupakan perlambang tuah atau manfaat dari sebilah Keris atau Tosan Aji lainnya. Bantuk dan nama pamor adalah simbol dari harapan dan doa-doa yang dipanjatkan oleh Empu pembuatnya kepada Sang Pencipta.
Tosan Aji memiliki keistimewaan dari sisi material dan proses pembuatannya yang berbeda dengan senjata tradisional lainnya serta nilai-nilai falsafah didalamnya. Perumusan nilai-nilai falsafah yang akan disematkan pada sebilah Keris telah melalui proses perenungan yang panjang sebelum Keris dibuat, baik itu nama dhapur maupun pamornya.
Sebelum membabar sebilah Keris, seorang Empu akan menanyakan terlebih dahulu kepada pemesan Keris atau orang yang akan menggunakan Keris tersebut tentang hal-hal yang berkaitan dengan sipemesan Keris dan tujuannya memesan Keris.
Sang Empu harus mengetahui maksud dan tujuan dipesannhya Keris tersebut dan nantinya akan disesuaikan dengan perhitungan tanggal lahir, weton, karakter, profesi, setrta impian atau harapan yang ingin diraih oleh sipemesan Keris.
Setelah mendapatkan semua informasi tentang calon pemilik Keris dan tujuannya memesan Keris, maka sang Empu akan mulai melakukan tirakat (pembersihan diri) untuk mencari petunjuk/wangsit tentang dhapur dan pamor apa yang cocok dan sesuai dengan tujuan dan harapan sipemesan Keris.
Tuah Keris adalah manifestasi dari doa-doa yang dipanjatkan Empu pembuatnya kepada Sang Pencipta. Doa dari seorang linuwih yang dekat dengan TUHAN, jadi bisa dikatakan jika kekuatan atau kesaktian dari sebilah Keris adalah kharomah dari Empu pembuatnya.
Jadi, keampuhan dari sebilah Keris tergantung dari tingkat spiritual Empu pembuatnya, semakin dekat sang Empu dengan TUHAN maka Keris buatannya juga akan semakin ampuh karena doa-doa seseorang yang dekat dengan TUHAN pasti akan dikabulkan.
Itulah sebabnya kenapa Keris sepuh yang asli buatan Empu selalu memiliki perbawa tersendiri karena dari mulai pemilihan bahan sampai proses pembuatannya di iringi dengan doa-doa yang jaman dulu sering disimbolkan dengan berbagai macam sarana seperti sesaji dan ritual-ritual tertentu yang masing-masing memiliki makna dan muatan spiritual yang dalam.
Berbeda dengan Keris buatan baru, meskipun terkadang bentuknya sangat indah dengan garap yang rapi tapi tidak ada perbawanya sama sekali karena dalam proses pembuatannya tanpa di iringi doa dan pembersihan diri.
Pamor Ujung Gunung dengan bentuk mengerucut menuju puncak merupakan simbolisasi harapan agar pemiliknya dapat meraih puncak kekuasaan, memiliki derajat, pangkat dan jabatan yang tinggi sehingga menjadi orang yang terhormat di masyarakat.
Baca juga: Tuah Pamor Keris Junjung Drajat
Bentuk dan nama pamor selalu memiliki makna filosofi yang sangat dalam, oleh karena itu anggapan tentang tuah/angsar Keris dan pamornya perlu diterjemahkan secara arif sebagai sebuah perlambang harapan dan doa yang disematkan oleh Empu pembuatnya agar pemilik Keris dapat meraih apa yang dicita-citakan.
Tentu saja untuk mencapai sebuah harapan atau cita-cita tidak hanya dengan berpangku tangan saja setelah memiliki Keris berpamor Ujung Gunung, semua tetap harus diperjuangkan dengan kerja keras dan doa karena setiap pamor juga memiliki pesan yang berkaitan dengan tuahnya.
Untuk mencapai puncak kekuasaan atau puncak kesuksesan tentunya seseorang harus memiliki wahyu dan pertolongan dari TUHAN. Pamor Ujung Gunung merupakan pesan untuk pemiliknya agar senantiasa mendekatkan diri kepada TUHAN yang disimbolkan dengan Ujung Gunung atau puncak Gunung yang merupakan tempat paling dekat dengan langit.
Langit selalu anggap sebagai tempat keberadaan TUHAN. Dengan senantiasa mendekatkan diri kepada TUHAN maka pertolongan-NYA juga akan semakin dekat.
Sejatinya pemaknaan terhadap Keris dan pamornya adalah sebagai media pengingat, pendukung keyakinan dan kepercayaan diri terhadap sesuatau yang dicita-citakan dengan tetap berusaha dan memohon kepada TUHAN agar apa yang dicita-citakan dapat dikabulkan.
Demikian sedikit informasi tentang filosofi dan tuah Keris pamor Ujung Gunung yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Filosofi dan Tuah Keris Pamor Ujung Gunung"