Bagian-bagian kelengkapan Keris dan fungsinya
Hartalangit.com – Keris dikatakan lengkap apabila memiliki bagian-bagian atau kelengkapan, antara lain: ukiran/deder/hulu Keris, mendak/selut (cincin), Warangka/sarung Keris, pendhok (pembungkus/selongsong warangka, dan wilah/bilah Keris.
Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi sendiri-sendiri sebagai penunjang dari fungsi Keris itu sendiri agar lebih mudah untuk digunakan dan dibawa kemana-mana. Selain itu, bagian-bagian atau kelengkapan Keris tersebut juga menjadikan tampilan Keris menjadi lebih indah.
Berikut ini fungsi dari bagian-bagian kelengkapan Keris:
1. Ukiran/deder/hulu Keris
Ukiran atau gagang Keris kebanyakan terbuat dari kayu, seperti kayu kemuning, kayu sawo, kayu galih asem, kayu tayuman dan lainnya. Tapi ada juga yang terbuat dari perak, emas, gading dan tanduk.
Bahan ukiran atau handle Keris biasanya juga akan disesuaikan dengan bahan warangkanya agar warna dan motifnya sesuai (nyetel).
Pemilihan jenis kayu untuk ukiran Keris juga mempertimbangkan fungsinya yang berhubungan dengan pesi (tangkai bilah Keris), karena jika ukiran/dedernya tidak bagus dapat menyebabkan pesi cepat berkarat, cepat keropos dan cepat patah.
Untuk memasukkan pesi ke dalam lubang pada ukiran, biasanya pesi akan dibungkus atau dilapisi dengan bahan yang lunak seperti rambut atau kain sutra agar tidak mudah lapas dan tidak cepat berkarat.
Di antara gonjo dan ukiran biasanya dihiasi dengan mendhak atau selut yang berfungsi sebagai hiasan yang terbuat dari bahan logam seperti emas, perak, tembaga atau kuningan.
Ukiran/hulu Keris, baik yang berasal dari Jawa maupun dari daerah lain memiliki bentuk/gaya yang berbeda-beda. Misalnya, bentuk ukiran Keris dari Yogyakarta dan Surakarta.
Ukiran Keris gaya Yogyakarta pahatannya lebih sederhana dan agak tegak. Sedangkan Ukiran Keris gaya Surakarta pada bagian kepalanya lebih besar dan melengkung ke depan.
Ciri khas ukiran gaya Jogja dan Solo ni mudah dikenal. Menurut keterangan dari beberapa sumber, terdapat dua bentuk ukiran yaitu bentuk ukiran tegak (kaduk nglangar) yang disebut juga dengan “Samba keplayu” dan bentuk menunduk (tumungkul) yang disebut juga “Bimo Sebo”.
2. Selut dan mendhak
Bagian sesudah ukiran adalah selut dan mendhak yang terletak di antara gonjo dan ukiran. Mendak atau selut terbuat dari bahan logam seperti emas, perak, suasa, tembaga dan kuningan.
Mendhak atau selut yang bagus biasanya terbuat dari bahan emas bertahtakan batu permata dan di ukir dengan ornamen yang indah seperti bunga dan sulur.
Penambahan selut akan membuat Keris terlihat lebih indah dan berwibawa karena lebih menonjol. Tapi selain memperindah tampilan Keris, selut juga berfungsi untuk melindungi bagian dasar ukiran agar tidak pecah.
Selut secara efektif akan menjepit ukiran dan memperkuat ikatan pesi jika ditekan. Kemudian pada bagian bawah selut akan dipasang mendhak.
Sedangkan mendhak secara fungsi sebetulnya hanya sebagai hiasan saja karena hanya menempel pada bagian dasar ukiran yang berbatasan dengan gonjo.
Mendhak |
3. Warangka
Warangka atau sarung Keris berfungsi untuk melindungi bilah Keris. Bahan yang bagus untuk warangka Keris adalah kayu timoho, kayu cendana, kayu jati gembol, kayu trembalo, kayu kemuming dan lainnya.
Dari kayu-kayu di atas, kayu jati gembol dan kayu kemuning kurang begitu diminati karena meskipun warna dan motifnya indah tapi pada saat cuaca dingin kedua kayu tersebut dapat menyusut sehingga membuat bilah Keris sulit dikeluarkan dari warangkanya (seret).
Ada dua macam bentuk warangka, yaitu ladrang (branggah) dan gayaman (gandon). Baik warangka gaya Yogyakarta maupun gaya Surakarta masing-masing memiliki dua macam bentuk tersebut.
Warangka gaya Yogyakarta bentuknya lebih sederhana dibanding warangka gaya Surakarta, baik yang model gayaman maupun ladrang.
Warangka gayaman gaya Surakarta lebih panjang dan lebih besar, pada sisi bagian atas membentuk bibir didepan dan pada ujung belakangnya melengkung ke atas.
Sedangkan warangka gayaman gaya Yogyakarta pada sisi atasnya lurus dan melengkung ke bawah pada kedua ujungnya serta tidak terdapat bibir. Disebut gayaman karena bentuknya mirip buah gayam.
Warangka branggah/ladrang gaya Yogyakarta (Jogja) pada bagian angkup dan godhongannya tidak terlalu melengkung, sedangkan warangka ladrang Surakarta (Solo) pada bagian angkup dan godhongannya sangat melengkung.
Selain warangka ladrang dan gayaman, ada juga bentuk warangka Keris yang lebih sederhana, yaitu sandang walikat yang tidak memiliki angkup maupun godhongan.
Warangka Surakarta (Solo) |
Warangka Yogyakarta (Jogja) |
Warangka Sandang Walikat |
4. Pendhok
Pendhok berfungsi sebagai pembungkus/selongsong gandar, yaitu bagian warangka yang berfungsi sebagai sarung untuk bilah Keris.
Pendhok terbuat dari bahan logam seperti emas, perak, suasa, tembaga atau kuningan. Bahkan ada juga yang dihiasi dengan batu permata.
Untuk memperindah penampilan Keris, biasanya pendhok juga di ukir dengan motif alas-alasan, sulur-suluran, mortif bunga, atau yang lainnya, tapi ada juga pendhok yang polos.
Pendhok yang ditatah (pendhok berukir) berdasarkan jenis hiasannya memiliki nama-nama yang berbeda, antara lain:
- Pari sewuli: motif hiasannya berupa tatahan dengan gambar semen (tanaman) berjumlah tujuh dan dua burung garuda.
- Semen garuda: motif hiasannya berupa tatahan bergambar burung garuda dan semen (tanaman) berjumlah 5 buah.
- Semen glundhungan: motif hiasannya berupa tatahan bergambar semen besar (penuh).
- Semen jengut: motif hiasannya berupa tatahan bergambar lima semen dan seekor burung pulet serta lima semen dan seekor burung engkak.
- Komo irawan: motif hiasannya berupa tatahan bergambar semen sembilan buah, seekor burung merak, sembilan semen lagi dan satu lung.
- Sidomukti: motif hiasannya berupa tatahan bergambar enam semen, semen miring berjumlah enam dan burung garuda saling berhadapan.
Dilihat dari bentuknya, secara umum terdapat tiga model pendhok, yaitu:
a. Pendhok bunton: berbentuk silinder tanpa belahan, baik dibagian depan maupun belakangnya.
b. Pendhok blewah: bagian depannya terbuka/terbelah dari atas sampai kebawah sehingga gandarnya terlihat dari luar.
c. Pendhok topengan: bagian depannya terbuka/terbelah tapi tidak sampai bibir atas pendhok. Terkadang ada juga yang bagian ujungnya melebar ke atas dengan tambahan plaket yang biasanya berupa stilasi muka Kolo mirip topeng.
Baik pendhok model bunton maupun blewah dapat dipernis pada pinggirannya atau menyeluruh. Pada jaman dahulu, pendhok yang dipernis dengan warna-warna tertentu memiliki arti khusus yang mewakili status sosial pemiliknya. Pendhok yang dipernis atau diwarnai disebut kemalo (kemalon).
Pendhok Kemalo |
Berikut ini arti dari warna pada pendhok kemalo:
- Keris dengan pendhok kemalo warna hitam biasanya dimiliki oleh para petani dan rakyat biasa.
- Keris dengan pendhok kemalo warna merah biasanya dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan setingkat Lurah.
- Keris dengan pendhok kemalo warna sawo mateng (coklat) biasanya dimiliki oleh Demang, Adipati, dan ahli nujum Kraton.
-Keris dengan pendhok kemalo warna ijon pupus (hijau muda) biasanya dimiliki oleh Putro dalem (anak Raja)
- Keris dengan pendhok kemalo warna hijau lumut hanya boleh dimiliki dan dipakai oleh Raja.
Demikian sedikit informasi tentang bagian-bagian kelengkapan Keris dan fungsinya yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Bagian-bagian kelengkapan Keris dan fungsinya"