Filosofi Keris, Dhuwung dan Curigo
Hartalangit.com – Keris adalah benda pusaka yang dihormati dalam budaya masyarakat Jawa, bahkan terkadang sampai ada yang memperlakukan Keris secara berlebihan seperti layaknya menghormati ke dua orang tuanya sendiri.
Selain berfungsi sebagai senjata fisik, Keris juga menjadi wejangan atau tuntunan tentang kehidupan dan syarat dengan muatan spiritual, yaitu sebagai perlambang "manunggaling mawulo lan Gusti", sehingga Keris kemudian di anggap sebagai pedoman suci yang dimaksudkan agar ketika melihat sebilah Keris, kita akan teringat pada "Diri Pribadi" yang selanjutnya ingat kepada "Yang Memberi Hidup".
Baca juga: Ajaran Manunggaling kawulo Gusti
Bahkan nama Keris sendiri juga memiliki makna yang dalam. Keris berasal dari dua kata, yaitu "Sinengker" dan "Aris".
Dalam bahasa Jawa, "Sinengker" bisa di artikan Rahasia/disembunyikan, sedangkan "Aris" artinya bijaksana/hati-hati.
Keris adalah sebuah pesan atau pitutur agar orang yang memilikinya dapat memiliki sikap rendah hati, tidak menonjolkan diri, dan tidak sombong yang dikiaskan dengan istilah "Sinengker". Dan diharapkan juga agar memiliki sikap yang bijaksana, hati-hati, dan tidak sembrono atau gegabah yang dikiaskan dengan istilah "Aris".
Keris juga memiliki nama lain, yaitu "Dhuwung", yang berasal dari dua kata, yaitu "Udhu" dan "Kuwung", dimana "Udhu" berarti sumbangan/kontribusi, sedangkan "Kuwung" berarti kehormatan/kewibawaan.
Jadi maksudnya, Keris diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan derajat, wibawa, dan kehormatan bagi pemiliknya.
Ada lagi nama lain dari Keris yaitu "Curigo" yang berasal dari dua kata, yaitu "Curi" dan "Rogo". Kata "Curi" dalam bahasa Jawa dapat berarti "Tajam" sedangkan "Rogo" artinya fisik/benda.
Jadi, Curigo bisa di artikan benda tajam atau senjata tajam yang mengandung pesan agar orang yang memilikinya bisa memiliki pemikiran yang tajam, cerdas atau premono.
Keris termasuk sebagai Tosan Aji, "Tosan" artinya besi dan "Aji" artinya berharga, sebab dalam proses pembuatannya di iringi dengan laku tirakat dan doa-doa atau mantra sebagai wujud permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar Keris tersebut bisa bermanfaat bagi pemiliknya.
Jadi, Keris di anggap sebagai besi yang berharga, sehingga seringkali diperlakukan dengan hormat dan disakralkan serta tidak patut digunakan sembarangan karena Keris berisi doa-doa keramat yang dipanjatkan oleh sang Empu kepada Yang Maha Kuasa.
Demikian sedikit informasi tentang Filosofi Keris, Duwung, Curigo dan Tosan Aji yang dapat saya sampaikan pada artikel kali ini. Untui informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Tonton juga videonya:
Video YouTube - Harta Langit Channel
Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Filosofi Keris, Dhuwung dan Curigo"