Lelaku yang harus dilakukan oleh pemilik Keris Pusaka
Hartalangit.com – Keris pusaka dibuat dengan laku spiritual yang dilakukan oleh Empu pembuatnya dengan tujuan agar bermanfaat untuk pemiliknya.
Keris lebih difungsikan sebagai piandel daripada senjata fisik, sehingga Keris tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang. Artinya, hanya orang-orang yang sudah matang secara spiritual yang bisa memiliki Keris, atau orang-orang yang berhati bersih, karena Keris mengandung energi hidup dari manifestasi doa yang dipanjatkan oleh sang Empu kepada TUHAN.
Setiap Keris pada dasarnya dibuat untuk tujuan yang baik. Hal itu bisa dilihat dari simbol-simbol pada setiap bagian Keris, mulai dari nama dhapur, ricikan, pamor, bahkan sampai warangkanya memiliki makna sebagai tuntunan hidup dan sarat muatan spiritual.
Oleh karena itulah orang yang memiliki Keris seharusnya bisa memahami filosofi dari Keris yang di milikinya, kemudian diterapkan dalam kehidupannya.
Orang yang memiliki Keris harus bisa selaras dengan Kerisnya, dan untuk bisa selaras diperlukan laku batin dari pemilik Keris agar sesuai dengan filosofi Kerisnya.
Keris merupakan ajaran tersirat yang harus dipahami maksud dan maknanya secara mendalam, karena setiap bagian Keris mulai dari bilah sampai sarungnya mengandung nilai-nilai ketakwaan kepada TUHAN, bukan sebaliknya seperti anggapan sebagian orang yang menganggap Keris sebagai benda klenik.
Sejatinya Keris sama sekali tidak mengarahkan Manusia ke jalan yang sesat, tapi jika salah dalam memahami Keris memang bisa terjerumus kedalam kesesatan, karena batas antara Keris dan syirik memang sangat tipis, seperti nama Keris itu sendiri jika dibalik akan menjadi “Sirek” (Syirik).
Jadi bukan Kerisnya yang salah, tapi pemahaman orang tentang Keris yang terkadang keliru sehingga Keris sering di anggap negatif di mata orang awam.
Jika dalam kehidupan sehari-hari pemilik Keris tidak menjalankan lelaku sebagaimana yang tergamnbar pada Kerisnya yang mengandung falsafah dan doa, maka Keris yang dimilikinya hanya akan menjadi Keris hiasan saja.
Pada dasarnya, laku tirakat akan menjadikan Manusia untuk pasrah, berperilaku baik, dan selalu ikhlas menjalani takdir TUHAN.
Baca juga: Keris dan Syirik
Berikut ini beberapa lelaku yang harus dijalani pemilik Keris pusaka:
1. Dharma Brata, yaitu lelaku yang mengutamakan asas manfaat diri untuk orang lain, yaitu mengutamakan kenyamanan orang-orang di sekelilingnya.
2. Dana Brata, yaitu kerelaan dan keikhlasan untuk menyisihkan sebagian harta yang dimiliki untuk diberikan kepada orang lain yang membutuhkan.
3. Tarak Brata, yaitu lelaku memilih dan memilah apa yang dimakan, yaitu makanan yang baik dan didapatkan dengan cara yang baik. Selain itu juga harus mensyukuri semua makanan dan jangan pernah mencela makanan.
4. Lelana Brata, yaitu lelaku menyambung persaudaraan (silaturahmi) dan selalu memaafkan kesalahan orang lain.
5. Tapa Brata, yaitu lelaku yang bersifat pribadi antara Manusia dengan Sang Pencipta.
Itulah beberapa lelaku yang harus dilakukan pemilik Keris agar bisa selaras dengan Kerisnya, sehingga Keris yang di milikinya bisa berfungsi sebagai pusaka, bukan hanya benda koleksi atau pajangan saja.
Terkadang orang yang memiliki Keris belum tentu benar-benar memilikinya karena bisa saja dia hanya sebagai perantara atau ketempatan sementara sebelum Keris tersebut menemukan orang yang benar-benar cocok memilikinya.
Keris akan mencari tuannya sendiri karena Keris bisa dikatakan sebagai perwujudan dari pulung (isi kang nggoleki wadah dudu wadah kang nggoleki isi).
Baca juga: Wahyu Keris Pusaka Keraton
Demikian sedikit informasi tentang lelaku yang harus dilakukan oleh pemilik Keris Pusaka. Untuk informasi lain seputar Keris pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Lelaku yang harus dilakukan oleh pemilik Keris Pusaka"