Filosofi dan Tuah Perkutut Katuranggan Larasati
Hartalangit.com – Perkutut merupakan burung yang istimewa karena sejak jaman dulu telah menjadi hewan peliharaan, bahkan menjadi klangenan bagi masyarakat Jawa.
Burung ini tidak hanya menjadi burung peliharaan untuk dinikmati suara anggungannya saja, tapi juga penuh falsafah yang bisa dijadikan tuntunan hidup karena banyak filosofi yang dapat kita pelajari dari burung Perkutut, antara lain:
- Dalam hal makan dan minum burung Perkutut tidak rakus. Jika diberikan satu cepuk pakan dan air minum bisa cukup untuk satu minggu. Artinya, burung Perkutut hanya makan dan minum sekedarnya saja, (Makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan).
Dari situ kita bisa mengambil pelajaran bahwa dalam hidup ini seharusnya kita tidak hanya mementingkan urusan perut saja (materi), karena hal itu akan membuat kita menjadi serakah dan cenderung akan menghalalkan segala cara hanya demi mengejar materi.
- Karakter burung Perkutut yang begitu tenang dan berwibawa mengajarkan agar dalam hidup ini kita selalu bersikap tenang dalam segala situasi, tidak banyak bicara tentang hal-hal yang tidak berguna dan hanya bicara hal-hal yang bermanfaat saja (Ojo mung ngoceh, nanging manggungo, utowo yen ngomong kudu sing mentes).
Banyak alasan kenapa masyarakat Jawa khususnya kaum laki-laki banyak yang memelihara burung Perkutut. Hal itu dikarenakan kegemaran dan juga tradisi dari para Leluhur terdahulu yang menjadikan Perkutut sebagai burung klangenan.
Burung Perkutut merupakan sarana pencipta kepuasan bagi pemiliknya. Suara anggungannya yang merdu mampu memberikan suasana tenang, teduh, santai dan kebahagiaan seolah-olah dapat menghubungkan para penikmatnya dengan alam semesta secara langsung.
Para leluhur orang Jawa sering memberikan wejangan atau pitutur secara tersirat menggunakan simbol-simbol atau perlambang. Salah satu media yang digunakan oleh para leluhur Jawa untuk menyampaikan wejangan atau nasehat adalah burung Perkutut melalui nama-nama katuranggan yang masing-masing memiliki makna yang dalam tentang kehidupan dan sarat muatan spiritual.
Nama Perkutut merupakan singkatan dari “Perkoro kang kudu di tut” yang artinya perihal yang harus di ikuti. Maksudnya wejangan-wejangan tersirat pada katuranggan Perkutut itulah yang harus dipahami maknanya dan dijadikan sebagai tuntunan hidup.
Ada dua kategori orang yang memelihara burung Perkutut, ada yang suka dengan suara anggungannya dan ada juga yang suka dengan katuranggan atau ciri mathinya karena dipercaya memiliki tuah tertentu.
Perkutut Katuranggan di anggap memiliki kekuatan ghaib atau angsar yang dapat mempengaruhi kehidupan dan karakter pemiliknya.
Orang yang memelihara burung Perkutut karena suka dengan suara anggungannya tidak akan mempermasalahkan katuranggan/ciri mathinya, karena yang terpenting adalah kualitas suara anggungannya.
Sedangkan orang yang memelihara burung Perkutut karena ciri mathi/katuranggannya memiliki kepercayaan bahwa dengan memelihara burung Perkutut dengan katuranggan tertentu bisa mendatangkan rejeki atau keberuntungan serta hal-hal lainnya.
Perkutut lokal memang memiliki keistimewaan tersendiri karena selain memiliki suara anggungan yang merdu, Perkutut lokal juga dipercaya memiliki tuah tertentu sesuai katuranggan atau ciri mathinya. Ada yang dipercaya baik untuk dipelihara dan ada juga yang dipercaya tidak baik untuk dipelihara.
Baca juga: 7 katuranggan Perkutut yang sifatnya pemilih
Salah satu Perkutut katuranggan yang dinilai baik untuk dipelihara dan memiliki filosofi tentang kehidupan adalah Perkutut katuranggan Larasati.
Perkutut katuranggan Larasati termasuk salah satu jenis katuranggan Perkutut lokal yang sangat langka dan sulit ditemukan.
Perkutut ini memiliki ciri khusus pada bulu-bulu dibagian duburnya yang berwarna kuning seperti burung kutilang atau burung trucukan.
Bulu-bulu berwarna kuning ini akan tetap tumbuh dengan warna yang sama jika di cabut atau setelah proses mabung, dan tidak akan luntur meskipun sudah berkali-kali di mandikan.
Perkutut katuranggan Larasati dinilai baik untuk dipelihara dan cocok dipelihara oleh siapa saja karena sifatnya tidak pemilih.
Perkutut ini dipercaya memiliki tuah untuk ketentraman dan kebahagiaan sesuai dengan arti namanya. Larasati berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu Laras yang artinya seimbang atau harmonis dan Ati yang artinya hati atau perasaan. Jadi, Larasati bisa di artikan keseimbangan hati, atau selaras dengan hati.
Perkutut ini dipercaya dapat membawa ketentraman, kedamaian, kebahagiaan dan keharmonisan dalam keluarga.
Larasati juga memiliki makna tersirat sebagai pitutur atau wejangan bagi pemiliknya, bahwa untuk dapat memiliki kehidupan yang tentram dan bahagia sumbernya adalah hati.
Untuk mencapai kebahagiaan, Manusia harus bisa membuang kotoran-kotoran yang ada didalam hati, seperti rasa iri, dengki, dendam, amarah dan sifat-sifat negatif lainnya. Karena penyakit hati itulah yang akan menjauhkan kita dari ketentraman dan kebahagiaan.
Manusia yang mampu menyingkirkan penyakit hati dan selalu berlapang hati dengan kondisi apapun, akan lebih mudah mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan dalam hidupnya. Kehidupannya akan menjadi lebih cerah, selaras, seimbang dan harmonis penuh kemudahan dan penuh kebahagiaan.
Agar dapat merasakan tuah dari Perkutut katuranggan secara maksimal, kita harus bisa selaras dengan Perkutut yang kita pelihara. Selaras dalam arti bisa memahami makna dan maksud dari katuranggannya, kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri, mitos, filosofi dan tuah Perkutut katuranggan Larasati yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Perkutut katuranggan, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Tonton juga videonya:
Video YouTube - Harta Langit Channel
Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Filosofi dan Tuah Perkutut Katuranggan Larasati"