Filosofi dan Tuah Keris Makoro
Hartalangit.com – Makoro / Makara adalah mahluk mitologi dalam kepercayaan Hindu yang sering di asosiasikan dengan air dan konon merupakan wahana atau kendaraan Dewa Baruna dan Dewi Gangga.
Dalam bahasa Sansekerta, Makara bermakna "naga laut" atau "makhluk air". Makara juga dikenal dalam beberapa kebudayaan lain, contohnya di Bali Makara disebut Gajah Mina yang secara harfiah berarti "gajah-ikan".
Dalam beberapa kebudayaan, Makara digambarkan sebagai hewan gabungan yang memiliki badan seperti ikan, rahang seperti buaya dan memiliki belalai seperti gajah.
Baca juga: Filosofi dan Tuah Keris Nogo Liman
Sebagai makhluk air, Makara sering dikonotasikan dengan air yang membawa kehidupan dan kesuburan. Namun begitu, Makara tidak sepenuhnya dianggap baik karena mahluk ini juga memiliki watak sebagai hewan buas yang ganas dan mengancam.
Kedua aspek ini berkembang dari asosiasi Makara dengan Dewa-Dewi air yang memiliki aspek serupa. Sejak zaman Weda India kuno, Makara dikenal sebagai wahana atau kendaraan Dewa Baruna yang menguasai sungai, samudra dan segala bentuk perairan.
Baruna yang menguasai samudra memiliki konotasi ketidak tahuan, alam bawah dan kegelapan sebagai cerminan keluasan dan kedalaman air samudra yang tidak terjamah oleh masyarakat India kuno.
Sebagai wahana Dewa Baruna, Makara dikonotasikan sebagai makhluk laut misterius yang berbagai aspeknya tidak dapat dimengerti oleh Manusia biasa. Makara juga disebut sebagai wahana Dewi Gangga sebagai personifikasi sungai suci Gangga.
Meski Dewi Gangga digambarkan sebagai tokoh yang welas asih dalam sastra India, namun sungai Gangga sendiri sering membawa bencana banjir yang menghancurkan pemukiman penduduk dan dihuni banyak buaya yang ditakuti oleh masyarakat India kuno.
Memasuki abad ke-2 SM, Makara juga diasosiasikan sebagai simbol Pradyumna, putra Basudewa Kresna yang merupakan salah satu perwujudan dari Kresna. Salah satu gelar Pradyumna yang ditemukan dalam kitab Hariwangsa adalah Makaradhwaja yang kurang lebih berarti "ia dengan panji Makara".
Dalam beberapa bagian kisah Mahabharata, Makara di asosiasikan dengan Pradyumna serta Kamadewa yang mensugestikan bahwa keduanya merupakan tokoh yang sama.
Dalam Astrologi Hindu, Makara juga merupakan salah satu rasi bintang yang setara dengan zodiak kaprikornus serta nama bulan dalam kalender Hindu India.
Ornamen Makara banyak terdapat di kuil Hindu yang digunakan sebagai motif pahatan yang menghiasi pintu masuk, tangga, talang air dan bagian-bagian lainnya. Sedangkan di Indonesia, ornamen Makara / Makoro banyak ditemukan di candi-candi Jawa dan Bali.
Makoro / Makara |
Selain banyak ditemukan di candi, ornamen Makoro juga sering dijumpai terdapat pada sebilah Keris. Biasanya ornamen Makoro terletak dibagian gandik atau dibagian sor-soran Keris dan sering disebut Buto Makoro karena wujudnya digambarkan seperti kepala Buto (raksasa).
Sebetulnya ornamen Buto pada Keris tersebut lebih tepat disebut Kolo / Kala karena bentuknya berbeda dengan Makoro / Makara.
Makoro Kolo di anggap dapat mengusir dan menangkal roh jahat. Wujudnya yang menyeramkan dengan ekspresi wajah Kala yang bengis dianggap dapat melindungi dari hal-hal negatif. Begitu juga dengan Keris Makoro yang dipercaya memiliki tuah untuk tolak bala.
Padahal sebetulnya, Makoro / Bethoro Kolo adalah simbol dari sang waktu untuk mengingatkan Manusia bahwa waktu didunia ini sangatlah singkat. Jika waktu yang singkat ini tidak di manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat maka kita akan tergilas oleh waktu.
Apapun yang kita miliki didunia ini, baik itu harta, pangkat, jabatan dan nama besar sekalipun tetap akan dimakan Sang Kala karena tidak ada mahluk apapun didunia ini yang dapat menghentikan waktu.
Dalam tradisi masyarakat Jawa, seringkali doa dan harapan diwujudkan dalam bentuk Keris pusaka. Doa-doa dan harapan dari calon pemilik Keris akan dipanjatkan kepada Sang Pencipta melalui serangkaian ritual dan laku tirakat sebelum mulai membabar Keris dengan harapan agar nantinya Keris yang dibuat tersebut dapat membawa manfaat bagi pemiliknya.
Keris sesungguhnya merupakan media doa dan harapan Manusia Jawa yang dimantramkan dan disimpan dalam bentuk dhapur, ricikan, pamor serta semua ornamen-ornamennya, seolah-olah sang Empu pembuatnya menanamkan sabda dan doanya dalam bilah Keris untuk menjadi sebuah keyakinan dan tuntunan hidup.
Keris Makoro bisa dikatakan merupakan manifestasi doa dan harapan untuk menemukan hakikat Manusia sejati. Sebagai sarana penyucian dan pembebasan atas dosa atau kesalahannya dalam wujud Kala yang dinilai bisa membawa dampak buruk dalam kehidupannya.
Yang menjadi inti sari pemahamannya adalah sebuah kesadaran atas ketidak sempurnaan diri akan kekuatan sekaligus kelemahannya yang selalu jatuh dalam dosa dan kesalahan yang bisa berdampak menjadi bencana (salah kedaden).
Pada hakikatnya, Makoro merupakan simbol penyelamatan kondisi psikologis Manusia agar bisa melepaskan diri dari sukerta atau kesialan karena yang di incar oleh Bathara Kala sebagai mangsanya bukanlah bentuk fisiknya, melainkan kondisi psilogisnya yang tidak seimbang.
Sang Kala (waktu) yang di anggap mengancam atau menimbulkan bencana adalah waktu yang tidak baik / tidak tepat serta waktu yang tidak dimanfaatkan dengan baik untuk memperbaiki diri karena waktu tidak akan pernah bisa kembali.
Setiap orang tentu berharap perjalanan waktu hendaknya selalu berpihak kepada dirinya, sehingga dalam kehidupannya selalu selamat, sehat, berkecukupan dalam hal materi, bahagia, tentram, sukses dalam pekerjaan dan usaha, sukses dalam menjalani hidup dan selalu mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ornamen Makoro Kolo pada sebilah Keris merupakan simbol harapan untuk menghindarkan pemiliknya dari kesialan atau nasib buruk dan hal-hal negatif dalam kehidupannya. Tentunya juga harus memahami filosofinya karena tuah pada sebilah Keris sejatinya adalah petuah atau wejangan tersirat yang harus dipahami makna dan maksudnya.
Demikian sedikit informasi tentang sejarah, filosofi dan tuah Keris Buto Makoro yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Keris dan benda-benda pusaka dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Filosofi dan Tuah Keris Makoro"