4 Jenis Perkutut Hitam dan Mitosnya
Hartalangit.com – Perkutut lokal memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya, karena selain memiliki suara anggungan yang merdu, Perkutut lokal juga sering dikaitkan dengan mitos-mitos yang terkadang tidak masuk akal.
Selain itu, beberapa jenis Perkutut lokal juga di anggap memiliki angsar yang dapat mempengaruhi kehidupan orang yang memeliharanya.
Ada yang dipercaya dapat membawa pengaruh positif dan ada juga yang dipercaya dapat membawa pengaruh negatif bagi pemiliknya. Di antaranya adalah jenis Perkutut hitam.
Perkutut hitam yang dimaksud tidak selalu berbulu hitam, karena warna hitamnya bisa terdapat pada bagian-bagian tubuh yang lain seperti dibagian mata, paruh atau kakinya.
Berikut ini 4 jenis Perkutut hitam beserta mitosnya:
1. Perkutut Katuranggan Wisnu Tinundung
Perkutut Wisnu Tinundung memiliki ciri khusus pada bulu-bulu disekujur tubuhnya yang berwarna kehitaman tapi tidak merata atau belang-belang.
Perkutut ini dinilai tidak baik untuk dipelihara karena mitosnya, jika memelihara Perkutut Wisnu Tinundung maka keinginan atau cita-citanya akan sulit tercapai.
Warna hitam pada bulu-bulu Perkutut Wisnu Tinundung yang tidak merata melambangkan datangnya kegelapan yang akan menutupi keberuntungan atau melambangkan rintangan. Energi Perkutut ini kurang baik, jadi sebaiknya jangan dipelihara.
Lebih baik peliharalah burung Perkutut yang bagus fisiknya, bagus suaranya, bagus perilakunya dan juga bagus katuranggannya agar bisa menyenangkan hati ketika memandangnya dan saat mendengarkan suara anggungannya.
Perasaan bahagia yang kita rasakan karena memiliki burung Perkutut akan membawa energi positif sehingga akan mempengaruhi kehidupan kita menjadi lebih positif.
Tapi sebetulnya ada makna tersirat dari Perkutut katuranggan Wisnu Tinundungn yang berkaitan dengan mitosnya.
Wisnu Tinundung bisa di artikan Wisnu terusir yang melambangkan hilangnya keberkahan. Dalam kepercayaan Hindu, Wisnu adalah Dewa yang bertugas untuk memelihara semua ciptaan TUHAN dengan sebaik mungkin agar tercipta keseimbangan, kedamaian dan kesejahteraan dunia atau Hamemayu Hayuning Bawono.
Ajaran tersebut bertujuan untuk mengingatkan Manusia agar memelihara alam dengan baik, karena segala bentuk kehidupan di alam semesta ini termasuk Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, antara satu dengan lainnya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan karena yang satu merupakan bagian dari yang lain.
Wisnu Tinundung mengajarkan kita untuk mensyukuri dan menjaga apa yang kita miliki saat ini dengan sebaik-baiknya, agar tidak menyesal dikemudian hari setelah semuanya terlambat.
2. Perkutut Katuranggan Wisnu Murti
Perkutut Wisnu Murti memiliki ciri khusus pada bagian kaki, paruh dan matanya yang berwarna hitam. Perkutut ini dinilai baik untuk dipelihara karena dipercaya memiliki tuah untuk kewibawaan dan pengayoman.
Tapi tidak semua orang cocok memelihara Perkutut katuranggan Wisnu Murti karena sifatnya pemilih. Perkutut ini lebih cocok dipelihara oleh seorang pemimpin karena konon pada jaman hanya Raja dan para pemimpin saja yang boleh memeliharanya.
Wisnu Murti atau Winu Memurti adalah perwujudan Dewa Wisnu yang menjadi besar dan menyeramkan tapi bermakna kedamaian.
Sebagai Dewa pemelihara dalam konsep Tri Murti, Dewa Wisnu senantiasa memelihara semua ciptaan TUHAN dengan sebaik mungkin.
Ketika Manusia berbuat banyak kesalahan dan di anggap sudah melewati batas, maka nasehat-nasehatnya sebagai Dewa terkadang bisa saja bersifat keras dan puncaknya adalah dengan “kemarahan untuk kedamaian”, dan itulah yang disebut “Memurti”.
Perkutut katuranggan Wisnu Murti merupakan pesan tersirat bagi pemiliknya agar melaksanakan ajaran Wahyu Murti untuk menjaga dan melestarikan alam semesta ini dengan sebaik-baiknya, bukan malah merusaknya tanpa memikirkan keberlangsungannya untuk generasi berikutnya. Karena jika alam sampai murka, maka kita tidak akan mampu melawannya.
Baca juga: 5 jenis Perkutut katuranggan penolak bala
3. Perkutut Katuranggan Wisnu Wicitro
Perkutut Wisnu Wicitro memiliki ciri khusus pada bulu-bulunya yang berwarna kehitaman, dan bagian paruh, kaki serta kukunya juga berwarna kehitaman.
Wisnu adalah nama Dewa pemelihara dalam konsep Tri Murti. Sedangkan Wicitro atau Wicitra dalam bahasa sansekerta artinya citra atau rupa.
Jadi, Wisnu Wicitro bisa di artikan serupa atau menyerupai Dewa Wisnu. Dalam penggambaran umum Dewa Wisnu dilukiskan sebagai sosok laki-laki yang berkulit hitam-kebiruan.
Perkutut katuranggan Wisnu Wicitro dinilai baik untuk dipelihara karena dipercaya memiliki tuah untuk pengayoman dan kewibawaan. Konon orang yang memelihara Perkutut ini akan memiliki kehidupan yang tentram, damai dan dihormati oleh banyak orang.
Tapi tidak semua orang cocok memelihara Perkutut Wisnu Wicitro karena sifatnya pemilih. Perkutut ini memiliki perbawa yang besar dan lebih cocok dipelihara oleh seorang pemimpin.
Seperti halnya Perkutut katuranggan yang lain, Perkutut Wisnu Wicitro juga memiliki makna filosofi sebagai pitutur atau nasehat untuk mengingatkan pemiliknya agar memiliki sifat seperti Dewa Wisnu yang mengayomi dan rendah hati dalam menyikapi segala hal.
Watak Dewa Wisnu digambarkan sebagai karakter bumi yang memiliki sifat kaya akan segalanya dan suka berderma.
Pemimpin yang memiliki sifat bumi adalah seseorang yang memiliki sifat kaya hati. Dalam istilah Jawa, kaya hati disebut “Sabardrono, Ati Jembar, Legowo dan Lembah Manah”.
Itulah sifat bumi yang rela menghidupi dan menjadi sumber penghidupan bagi seluruh makhluk hidup. Sifat-sifat bumi itulah yang seharusnya di miliki oleh seorang pemimpin.
4. Perkutut Cemani
Perkutut Cemani merupakan jenis burung Perkutut yang sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. Khususnya Perkutut Cemani lokal alam.
Ada beberapa jenis Perkutut Cemani yang dikenal oleh para penggemar burung Perkutut, yaitu Cemani Majapahit, Cemani Kol Buntet dan Cemani biasa.
Sebetulnya yang disebut Perkutut Cemani Majapahit dan Cemani Kol Buntet itu sama, yaitu sama-sama Perkutut Cemani Majapahit.
Keduanya juga memiliki ciri-ciri yang hampir sama, bulunya berwarna hitam dan luriknya tembus dari leher sampai ke bagian dubur. Perbedaannya hanya terletak pada warna bulu dibagian perut dan duburnya.
Bulu-bulu dibagian perut dan dubur Perkutut Cemani Majapahit berwarna putih, sedangkan bulu-bulu dibagian perut dan dubur Perkutut Cemani Kol Buntet berwarna hitam.
Menurut para peternak senior, Perkutut Cemani yang luriknya hanya sebatas dada atau Pedaringan Kebak adalah Perkutut Cemani biasa. Bukan termasuk Cemani Majapahit ataupun Cemani Kol Buntet.
Tapi sebagian orang justru banyak yang menganggap Perkutut Cemani biasa ini sebagai Perkutut Cemani Kol Buntet.
Perkutut Cemani Kol Buntet di anggap lebih istimewa karena sangat langka dan konon memiliki daya magis yang lebih kuat. Perkutut ini dipercaya memiliki tuah untuk kawibawan, sehingga pemiliknya akan disegani dan dihormati oleh orang lain.
Sedangkan tuah utamanya adalah untuk sarana tolak bala dari serangan ilmu hitam seperti santet, teluh, guna-guna dan sejenisnya. Tapi Perkutut ini sangat pemilih, artinya tidak semua orang cocok memeliharanya.
Perkutut Cemani Kol Buntet dipercaya memiliki energi supranatural yang cukup kuat sehingga dapat menangkal serangan ilmu hitam dan gangguan mahluk halus.
Lurik Perkutut Cemani Kol Buntet yang menutup rapat dari leher sampai kebagian dubur merupakan simbol perlindungan dari segala bentuk marabahaya, terutama yang sifatnya ghaib.
Demikian sedikit informasi tentang 4 jenis Perkutut hitam beserta mitosnya yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Perkutut katuranggan dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Tonton juga videonya:
Video YouTube - Harta Langit Channel
Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "4 Jenis Perkutut Hitam dan Mitosnya"